Ketidakpastian Perang Tarif dan Harga Kripto: Apa yang Perlu Anda Ketahui

by -6 Views

Harga Bitcoin (BTC) kembali menguat ke kisaran USD 85.000 pada awal pekan ini di tengah tarik ulur keputusan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Pemerintahan Trump pada Jumat, 12 April 2025 mengumumkan bahwa barang elektronik seperti smartphone dan laptop sementara tidak dikenakan tarif impor 145% untuk produk asal China. Hal ini memberi dorongan bagi perusahaan teknologi AS, termasuk Apple, yang sebagian besar produksinya berasal dari China, serta memberikan dampak positif pada aset kripto.

Meskipun begitu, keesokan harinya Trump mengumumkan bahwa tarif akan tetap diberlakukan namun dalam tingkat yang lebih rendah dan bersifat “spesial”. Ini merupakan pengecualian sementara karena pemerintah sedang mempersiapkan kebijakan tarif baru yang lebih spesifik terutama untuk industri semikonduktor. Para ahli keuangan, seperti Panji Yudha, menyatakan bahwa pemulihan ini tidak hanya sebagai respons terhadap kebijakan tarif tetapi juga mencerminkan ketahanan pasar kripto dalam menghadapi ketidakpastian global.

Dari sisi makroekonomi, data inflasi AS terbaru menunjukkan hasil yang positif dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) naik 2,4% YoY pada bulan Maret, di bawah ekspektasi sebesar 2,8% dan merupakan laju terendah sejak September sebelumnya. Indeks Harga Produsen (PPI) juga mengalami penurunan sebesar 0,4%, merupakan penurunan bulanan terbesar sejak Oktober 2023, menunjukkan tekanan harga dari sisi hulu mulai mereda. Meskipun demikian, hasil data inflasi tersebut turut berperan dalam pemulihan harga BTC dalam beberapa hari terakhir, namun penurunan inflasi ini kemungkinan hanya bersifat jeda sementara mengingat risiko dari efek lanjutan tarif dan sikap The Fed yang masih hawkish. Risalah pertemuan The Fed pada bulan Maret juga mencerminkan kekhawatiran terhadap inflasi yang dapat kembali meningkat, terutama jika tarif Trump berdampak pada kenaikan biaya impor.

Source link