Sebuah kejadian mengejutkan terjadi di Jakarta Selatan, dimana mitra dapur di Kalibata melaporkan Yayasan Makan Bergizi Gratis (MBG) ke Kepolisian atas dugaan penggelapan dana sejumlah Rp975.375.000. Kuasa hukum korban, Danna Harly, menyampaikan kekecewaannya terhadap tindakan MBN yang tidak melunasi hak dari Ibu Ira, mitra dapur Makan Bergizi Gratis di Kalibata. Laporan tersebut tercatat dengan Nomor: LP/B/1160/IV/2025/SPKT/POLRES METRO JAKSEL/POLDA METRO JAYA dan telah diajukan pada tanggal 10 April pukul 14.11 WIB.
Menurut keterangan dari Danna, Ira telah bekerja sama dengan yayasan dan SPPG Kalibata mulai bulan Februari hingga Maret 2025. Selama periode tersebut, Ira telah memasak sebanyak 65.025 porsi makanan yang dibagi dalam dua tahap. Namun, perselisihan terjadi saat Ira menemukan adanya perbedaan anggaran untuk siswa-siswi PAUD, TK, RA, atau SD pada tanggal 24 Maret.
Kontrak awal antara Ira dan yayasan mencantumkan harga Rp15 ribu per porsi, namun di tengah jalan harga tersebut diubah menjadi Rp13 ribu. Yayasan diketahui telah mengetahui perbedaan anggaran sejak Desember 2024 sebelum tanda tangan kontrak. Akibatnya, hak mitra dapur dipotong sebesar Rp2.500 per porsi. Tidak hanya itu, Badan Gizi Nasional (BGN) juga telah membayar yayasan sejumlah Rp386.500.000.
Ketika Ira menagih haknya, yayasan justru mengklaim bahwa Ira kekurangan pembayaran sebesar Rp45.314.249 dengan alasan kebutuhan di lapangan. Fakta lapangan menunjukkan bahwa semua biaya operasional, mulai dari bahan makanan hingga peralatan dapur, dibiayai sepenuhnya oleh Ira. Pencairan tahap dua juga tidak dibayarkan oleh pihak yayasan, yang membuat Ira memutuskan untuk mengakhiri kerjasama dengan MBG di Kalibata.
Akhirnya, pihak Ira memutuskan untuk melaporkan yayasan kepolisian atas dugaan tindak pidana penipuan/perbuatan curang berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP. Kasus ini menunjukkan betapa pentingnya kepercayaan antara mitra kerja dan pihak yayasan agar program-program sosial dapat berjalan dengan lancar.
