China memiliki kekuatan dalam melawan perang dagang Trump dengan menggunakan logam tanah jarang. Mineral ini memiliki peran vital dalam teknologi modern seperti iPhone dan kendaraan listrik. Meskipun tanah jarang bisa ditemukan di berbagai negara termasuk Amerika Serikat, proses ekstraksinya sulit, mahal, dan merusak lingkungan. Sejak beberapa dekade lalu, China telah mendominasi pasokan logam tanah jarang di dunia.
Pemerintah China mulai memberlakukan pembatasan ekspor terhadap tujuh jenis mineral tanah jarang sebagai respons atas tarif yang diterapkan Trump pada barang-barang China. Hal ini memunculkan kekhawatiran dalam industri Amerika karena ketergantungan yang semakin meningkat pada impor mineral tersebut. Langkah Trump untuk menyelidiki potensi tarif pada mineral ini sebagai bentuk evaluasi atas dampak impor terhadap keamanan dan ketahanan Amerika.
Sejak pemerintahan Trump, Amerika Serikat telah berusaha membangun rantai pasokan tanah jarang domestiknya sendiri. Namun, upaya ini akan memakan waktu bertahun-tahun untuk mencapai permintaan industri yang sangat tinggi. China sendiri telah memperkuat kendalinya atas industri ini dengan investasi dalam teknologi, R&D, dan otomatisasi. Kesulitan Amerika dalam bersaing dengan “harga China” menunjukkan betapa sulitnya untuk membentuk kemandirian dalam sumber daya mineral ini.