Penjualan Maserati mengalami penurunan yang signifikan, turun hingga 57 persen tahun lalu dengan hanya 11.300 unit yang terjual. Tren tersebut terus berlanjut, dengan penjualan mobil mewah asal Italia ini turun 48 persen pada Maret 2025 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Situasi ini semakin diperburuk dengan kebijakan tarif baru yang diumumkan oleh pemerintahan Trump, yang dapat berdampak negatif terhadap merek ini.
Meskipun demikian, Stellantis, sebagai pemilik Maserati, tidak memiliki rencana untuk menjual merek tersebut. Bos baru Maserati, Santo Ficili, menegaskan komitmen perusahaan terhadap Italia, para pekerjanya, dan seluruh merek di bawah naungannya. Meski masalahnya bukan pada produk, melainkan pada strategi pemasaran dan positioning yang kurang jelas.
Pembatalan rencana untuk mengembangkan mobil listrik MC20 juga menjadi tantangan tersendiri, karena masih banyak pembeli kaya yang lebih tertarik pada mesin bahan bakar konvensional. Meskipun demikian, Stellantis tetap bertekad untuk mempertahankan Maserati dan tidak menutup kemungkinan adanya kolaborasi lebih lanjut dengan merek lain dalam grup.
Stellantis telah mengkonfirmasi komitmennya untuk mempertahankan 14 merek di bawah naungannya setidaknya selama 10 tahun ke depan. Mereka juga tengah mencari CEO baru untuk menggantikan posisi Carlos Tavares. Meski spekulasi tentang kemungkinan penjualan Maserati sempat mengemuka, Stellantis tetap fokus untuk membangun kehadiran kuat merek tersebut di pasaran internasional.
