CEO dan Pendiri Triv, Gabriel Rey, menyoroti peningkatan penggunaan stablecoin seperti USDT oleh perusahaan global, termasuk di Indonesia, terutama dalam aktivitas ekspor-impor dan remitansi. Stablecoin merupakan jenis kripto yang dirancang untuk menjaga stabilitas harga dengan dukungan dari aset cadangan seperti emas, mata uang negara, dan lainnya.
Menurut Gabriel, perubahan ini merupakan bagian dari revolusi industri digital yang tengah berkembang di sektor keuangan. Dia mengungkapkan bahwa sejak tahun 2024, pengusaha di Indonesia telah diberikan kesempatan untuk memasukkan kripto ke dalam balance sheet perusahaan mereka, tidak hanya untuk keuntungan modal tetapi juga untuk perencanaan pajak yang lebih efektif.
Pengusaha, terutama yang bergerak di bidang ekspor dan impor, mulai beralih dari sistem perbankan konvensional. Dalam komunitas mereka, seperti para importir mobil mewah dan barang pecah belah dari China, stablecoin menjadi pilihan utama sebagai alat pembayaran yang efisien dan cepat. Di samping meningkatkan efisiensi, penggunaan aset digital dalam neraca keuangan perusahaan juga memberikan peluang untuk strategi pengelolaan pajak yang lebih baik.
Gabriel juga menggarisbawahi bahwa tren penggunaan stablecoin juga terjadi secara global, di mana di Hong Kong dan Inggris, para supplier umumnya menerima pembayaran dengan stablecoin. Dia memperingatkan bahwa perusahaan yang tidak mau beradaptasi dengan tren ini berisiko tertinggal dalam persaingan pasar global. Oleh karena itu, penggunaan stablecoin dalam berbagai aspek bisnis dapat memberikan keunggulan kompetitif yang signifikan secara ekonomis dan strategis.