Arthur Hayes, salah satu pendiri BitMEX dan kepala investasi Maelstrom, memberikan pandangan bahwa Bitcoin bisa mengalami keuntungan dari perang dagang yang sedang berlangsung. Ia mengungkapkan bahwa tarif perdagangan dapat membantu mengoreksi ketidakseimbangan global yang ada. Dampak dari situasi ini akan mendorong Federal Reserve untuk mencetak lebih banyak uang guna membeli obligasi, yang kemudian dapat mempengaruhi suku bunga dan pengeluaran ekonomi.
Menurut Hayes, kondisi ini akan menyebabkan modal lebih banyak beralih ke aset safe haven seperti Bitcoin dan emas. Ia meyakini bahwa Bitcoin saat ini diperdagangkan berdasarkan antisipasi pasar terhadap pasokan mata uang fiat di masa depan. Dalam artikel yang dipublikasikan di Substack bulan lalu, Hayes optimis bahwa Bitcoin bisa mencapai angka USD 250.000 pada akhir tahun ini, setelah turun ke titik terendahnya sebesar USD 76.500 beberapa bulan sebelumnya.
Di sisi lain, Michael van de Poppe, seorang analis kripto dan kepala investasi di MN Fund, melihat bahwa korelasi antara mata uang kripto dan indeks likuiditas global akan menjadi penentu puncak harga Bitcoin. Jika pasokan uang terus meningkat, ia optimis bahwa Bitcoin akan mencapai titik tertinggi baru sepanjang masa pada kuartal kedua tahun ini. Meskipun tidak memberikan angka spesifik untuk prediksi kuartal kedua, Poppe sebelumnya telah menyebutkan bahwa harga Bitcoin bisa mencapai kisaran USD 200.000 hingga USD 300.000 pada akhir tahun.