Keamanan Kripto: Open Source vs Closed Source

by -5 Views

Dunia kripto pada awalnya dikenal karena semangat open source yang mereka miliki. Bitcoin dan teknologi kripto lainnya diciptakan dengan prinsip transparansi dan keterbukaan, memungkinkan siapa pun untuk melihat dan ikut berkontribusi pada kode programnya. Namun, seiring perkembangan teknologi kripto, tantangan pun muncul. Banyak proyek baru, seperti DeFi dan platform smart contract, mulai menjalankan praktik “fork” kode program untuk mengejar keuntungan semata.

Contoh yang disebutkan dari Cointelegraph.com menyoroti maraknya versi tiruan dari Uniswap dan Ethereum yang lebih fokus pada efisiensi dan biaya rendah namun mengorbankan desentralisasi. Beberapa tim pengembang mulai beralih ke model closed source untuk melindungi desain produk mereka dari penyalahgunaan dan serangan. Namun, keputusan ini pun mendapat kritik karena dianggap sebagai upaya keamanan melalui kerahasiaan, bukan karena sistem tersebut benar-benar aman.

Pendekatan tertutup ini dianggap bertentangan dengan semangat awal dunia kripto yang menjunjung tinggi keterbukaan, transparansi, dan kontrol dari komunitas. Perubahan ini menimbulkan perdebatan mengenai arah yang diambil oleh dunia kripto, apakah semakin mirip dengan institusi keuangan tradisional atau tetap mempertahankan prinsip dasar kebebasan digital. Penutupan akses ke kode sumber oleh sebagian pihak dinilai sebagai langkah yang mengubah wajah dari gerakan kripto yang dahulu bersifat terbuka dan transparan.

Dengan berbagai argumen yang muncul, pertanyaan mengenai open source vs closed source dalam dunia kripto masih menjadi perdebatan yang relevan. Menjaga keseimbangan antara transparansi dan keamanan akan menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh industri kripto ke depannya.

Source link