Ford, raksasa otomotif AS, mengalami dampak dari kebijakan tarif impor yang dikenakan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Dalam sebuah pernyataan pada Senin, Ford mengungkapkan ketidakpastian seputar tarif tersebut telah menyebabkan penangguhan panduan tahunan perusahaan. Akibatnya, bea masuk yang diterapkan diharapkan akan membebani perusahaan sekitar US$ 1,5 miliar dalam laba yang disesuaikan sebelum bunga dan pajak. Ford juga memproyeksikan peningkatan biaya sebesar US$ 2,5 miliar untuk tahun ini terkait dengan impor kendaraan dari Meksiko dan China. Selain itu, perusahaan juga telah memutuskan untuk menangguhkan ekspor otomotif ke China, sambil tetap mengimpor kendaraan seperti Lincoln Nautilus dari negara tersebut.
Meskipun Ford telah berhasil mengurangi sekitar US$ 1 miliar dari biaya melalui langkah-langkah tertentu, termasuk pengangkutan kendaraan dari Meksiko ke Kanada untuk menghindari tarif AS, dampak dari kebijakan tarif Trump masih dianggap sangat signifikan. Meski pada Februari lalu, Ford memproyeksikan laba sebesar US$ 7 miliar hingga US$ 8,5 miliar untuk tahun 2025 tanpa memperhitungkan tarif, kini perusahaan tersebut harus bersiap untuk memperhatikan dampak dari tarif tersebut.
Keputusan Ford untuk menangguhkan panduan perusahaan ini juga dipicu oleh ketidakpastian seputar dampak tarif pembalasan dari negara lain, dan bagaimana konsumen akan bereaksi terhadap kenaikan harga. Para eksekutif Ford mengakui bahwa meskipun keputusan ini berani, mereka harus menunggu kejelasan lebih lanjut sebelum memberikan panduan yang lebih tepat terkait prospek perusahaan. Menurut analis Morningstar Research, David Whiston, langkah Ford untuk menarik panduan merupakan tindakan yang berani, terutama mengingat ketidakpastian yang masih menghantui dalam situasi saat ini.