Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan kunjungan kerja ke Jepang pada 7-9 Mei 2025. Salah satu agenda kunjungan adalah untuk bertemu dengan Ken Kobayashi, President of the Japan Chamber of Commerce and Industry (JCCI) serta the Tokyo Chamber of Commerce and Industry. Pertemuan tersebut dilakukan untuk membahas peluang investasi perusahaan Jepang di Indonesia, dengan JCCI yang memiliki 515 anggota sebagai salah satu penggerak utama dalam mendukung kebijakan Pemerintah Jepang terkait sektor industri, perdagangan, dan investasi, serta untuk memperkuat posisi Jepang dalam perekonomian global.
Pada pertemuan tersebut, Ken Kobayashi menyampaikan apresiasinya terhadap kesepakatan strategis dalam kerja sama ekonomi antara kedua negara, khususnya terkait dengan proyek transisi energi seperti PLTP Muara Laboh. JCCI juga menyoroti pentingnya kerja sama dalam teknologi dan pengembangan sumber daya manusia sebagai bagian dari investasi jangka panjang di Indonesia.
Di sisi lain, Airlangga menyampaikan apresiasi kepada JCCI atas kontribusinya dalam mendukung beberapa proyek strategis di Indonesia, seperti pembangunan MRT di Jakarta. Beliau juga menegaskan komitmen Pemerintah Indonesia untuk menciptakan iklim investasi kondusif melalui reformasi struktural, kemudahan perizinan, dan pengembangan kawasan industri yang berorientasi pada investor. Data investasi menunjukkan peningkatan kepercayaan perusahaan dan investor Jepang kepada Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, dengan angka investasi mencapai USD3,46 miliar pada tahun 2024.
Kunjungan ini didampingi oleh beberapa pejabat, termasuk Sesmenko Perekonomian Susiwijono, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama dan Investasi Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi, dan Wakil Duta Besar Indonesia di Jepang, Maria Renata Hutagalung. Mereka menggarisbawahi pentingnya hubungan ekonomi antara kedua negara dan berbagai proyek investasi yang dapat terus ditingkatkan di masa depan. Selain itu, Airlangga menegaskan bahwa Indonesia terbuka untuk kerja sama dengan investor Jepang, terutama di sektor manufaktur, energi terbarukan, dan infrastruktur.