Potensi Ancaman Ekspor CPO RI Akibat Ketegangan India-Pakistan

by -34 Views

Konflik antara India dan Pakistan dapat berdampak pada permintaan ekspor minyak kelapa sawit dari Indonesia. Menurut Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro, kedua negara tersebut merupakan konsumen utama CPO Indonesia. Sekitar 10,5% CPO diekspor ke Pakistan dan 14,8% ke India, menjadikan ekspor ke kedua negara tersebut mencapai hampir 25%.

Meskipun demikian, perkembangan terbaru antara India dan Pakistan menunjukkan tanda-tanda positif dengan gencatan senjata dan proses rekonsiliasi yang dapat meminimalisir dampak konflik terhadap ekspor CPO. Selain itu, Andry menjelaskan bahwa pangsa ekspor Indonesia ke Pakistan hanya sekitar 1,3%, sementara India berada di angka 7,7%, di bawah China dan Amerika Serikat.

Sebagai tanggapan terhadap situasi ini, pemerintah Indonesia telah meningkatkan tarif pungutan ekspor CPO dari 7,5% menjadi 10%. Hal ini diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan yang berlaku mulai minggu sebelumnya. Pungutan ekspor sebesar 10% berlaku tidak hanya untuk CPO, tetapi juga untuk produk turunannya lainnya seperti Minyak Inti Sawit, Palm Oil Mill Effluent Oil, dan lain sebagainya.

Dengan kebijakan ini, diharapkan dapat mengurangi dampak dari potensial penurunan permintaan CPO akibat konflik di kawasan. Selain itu, tarif pungutan yang dibayarkan dalam mata uang Rupiah dengan nilai tukar yang berlaku diharapkan dapat memberikan stabilitas bagi pelaku usaha dan eksportir yang terlibat.

Source link