Bank Sentral Terkuat di Dunia Berkumpul di Tokyo, Bahas Realita Ekonomi

by -28 Views

Sejumlah bank sentral terkemuka dunia bergabung dalam simposium di Tokyo, Jepang, yang diinisiasi oleh Bank of Japan (BOJ). Para pejabat dari Federal Reserve, Bank Sentral Eropa, Bank Kanada, dan Bank Sentral Australia, serta akademisi terkemuka dari AS, Eropa, dan Asia, berpartisipasi dalam konferensi tersebut. Dalam simposium ini, mereka membahas tantangan baru yang dihadapi oleh kebijakan moneter, seperti inflasi yang terus menerus, risiko ekonomi yang merugikan, ketidakstabilan pasar, dan tarif AS yang tidak menentu.

Pada kesempatan ini, BOJ tetap mengikuti strategi peningkatan suku bunga dan pengurangan pembelian obligasi, sementara beberapa bank sentral lainnya memangkas suku bunga mereka. Meskipun demikian, perubahan dalam situasi global belakangan ini telah menimbulkan keraguan tentang jalannya ke depan. Para peserta percaya bahwa komunikasi tentang rencana kenaikan suku bunga BOJ ketika kondisi membaik dapat menjadi pemecah bagi kondisi saat ini.

Sesi sebelumnya memperdebatkan pengalaman dalam memerangi kemerosotan ekonomi serta potensi Jepang dalam menghadapi deflasi dan inflasi rendah. Hal ini dapat menjadi pembelajaran berharga bagi bank sentral lain yang menghadapi dilema serupa, diperburuk oleh perang dagang global dan kebijakan perdagangan AS yang tidak menentu. Bank-bank sentral lain, seperti Federal Reserve AS dan Bank Sentral Eropa, juga menghadapi tantangan serupa dalam menyesuaikan suku bunga mereka dengan kondisi ekonomi saat ini.

Dengan kondisi inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang dipengaruhi tarif AS, BOJ berada di titik jeda dalam upaya menyeimbangkan kepentingan inflasi domestik dan risiko pertumbuhan. Meskipun inflasi Jepang mencapai titik tertinggi dalam dua tahun terakhir, BOJ masih berjuang untuk mencapai target stabilitas harganya. Gubernur BOJ menyatakan kesiapannya untuk melanjutkan kenaikan suku bunga jika kondisi inflasi tetap terkendali, sementara harga pangan yang melonjak menjadi faktor penentu dalam kenaikan inflasi di Jepang.

Source link