Kemandirian Antariksa menjadi tantangan penting bagi Indonesia di era globalisasi dan rivalitas geopolitik yang semakin intensif, sehingga perlu adanya formulasi strategi nasional yang holistik untuk menghadapi kompleksitas pembangunan di bidang Antariksa. Diskusi publik di FISIP UI membahas urgensi agenda Antariksa dalam konteks tantangan abad ke-21, dengan melibatkan berbagai sektor dan tokoh nasional. Prof. Thomas Djamaluddin dari BRIN menegaskan bahwa teknologi Antariksa menjadi kunci penting bagi kedaulatan negara di masa depan, sehingga Indonesia harus meningkatkan kemampuan dan kemandiriannya dalam pengembangan Antariksa.
Marsekal TNI (Purn.) Chappy Hakim juga menyoroti pentingnya keberadaan Antariksa sebagai domain strategis yang memengaruhi pertahanan dan ekonomi nasional. Menjawab tantangan ini, ia mengusulkan pembentukan Dewan Penerbangan dan Antariksa Nasional sebagai langkah strategis untuk meningkatkan koordinasi antar sektor terkait. RUU Pengelolaan Ruang Udara Nasional (PRUN) juga disoroti sebagai langkah awal menuju tata kelola Antariksa yang lebih adaptif dan strategis, sesuai dengan visi kedaulatan vertikal negara.
Kemandirian Antariksa menjadi fokus utama dalam diskusi ini, dengan penekanan pada perlunya Indonesia membangun ekosistem Antariksa yang mandiri dan berdaya saing. Asosiasi Antariksa Indonesia menyoroti pentingnya kerjasama internasional dan kemitraan dengan sektor swasta untuk mencapai tujuan tersebut. Pemerintah juga dihadapkan pada tantangan untuk meningkatkan dukungan politik dan kesadaran publik terhadap kepentingan Antariksa, agar Indonesia dapat bersaing dan berkontribusi secara aktif dalam ekonomi global Antariksa. Dengan komitmen dan aksi nyata dari semua pihak terkait, Indonesia dapat mengatasi tantangan ini dan mencapai kemandirian Antariksa yang diharapkan.
Sumber: FISIP UI Bahas Kemandirian Antariksa Dan RUU Pengelolaan Ruang Udara Nasional Di Tengah Rivalitas Global
Sumber: FISIP UI Gelar Diskusi Urgensi Agenda Antariksa Nasional Bareng Tokoh Nasional
