Saat ini, banyak hotel di Jakarta yang tengah dijual oleh kalangan pelaku usaha perhotelan. Penjualannya dilakukan melalui situs jual beli seperti OLX, dimana pemilik aset menurunkan harga secara signifikan untuk mempercepat penjualannya. Sebagai contoh, terdapat hotel di Jl. KH Zainal Arifin Jakarta Pusat yang dijual seharga Rp140 miliar, termasuk semua furniture di dalamnya, dengan luas bangunan 3.500 m2 dan fasilitas seperti 87 kamar, 2 meeting room, serta parkir untuk 26 mobil. Hotel ini telah beroperasi sejak tahun 2015. Selain itu, ada juga hotel lain yang ditawarkan seharga Rp130 miliar dengan luas tanah 3.000 m2, 9 lantai, basement, dan 100 kamar.
Menurut Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DKI Jakarta, Sutrisno Iwantono, hotel-hotel yang dijual tersebut memang terpantau di OLX. Namun, alasan dijualnya hotel-hotel tersebut tidak diketahui dengan pasti. Salah satu contoh adalah hotel Bintang 3 di Cideng, Jakarta Pusat, yang dijual seharga 50% dari Nilai Jual Objek Pajak (NJOP). NJOP total senilai Rp119 miliar, namun ditawarkan dengan harga bersih Rp60 miliar dengan diskon Rp59 miliar.
Dengan kondisi seperti ini, keberadaan banyak hotel yang dijual secara online menunjukkan adanya tekanan yang dirasakan oleh pelaku usaha perhotelan. Meskipun demikian, motivasi di balik penjualan hotel-hotel ini masih menjadi misteri bagi sebagian pihak. Menyusul situasi ini, upaya penjualan online menjadi salah satu langkah yang diambil oleh pemilik hotel untuk beradaptasi dengan kondisi pasar yang terus berubah.
