![](https://tribunmerdeka.biz/wp-content/uploads/2025/06/presiden-tiongkok-xi-jinping-berbicara-selama-upacara-setelah-pembicaraan-dengan-mitranya-dari-rusia.jpeg; charset="utf-8" "presiden-tiongkok-xi-jinping-berbicara-selama-upacara-setelah-pembicaraan-dengan-mitranya-dari-rusia.jpeg-charsetutf-8")
Pemerintah China yang dipimpin oleh Presiden Xi Jinping memberikan tanggapan terhadap langkah Amerika Serikat yang menerapkan tarif 50% pada baja buatan China. Juru bicara Kementerian Perdagangan China, He Yongqian, secara resmi menyampaikan respons ini dalam konferensi pers pada hari Kamis. China telah menekankan bahwa tarif Pasal 232 yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump dianggap sebagai tindakan proteksionis yang melanggar peraturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). He menyatakan bahwa kenaikan tarif AS terhadap baja, aluminium, dan produk turunannya tidak hanya merugikan pihak lain dan AS sendiri, tetapi juga mengganggu stabilitas rantai pasokan dan industri global.
China menyerukan AS untuk menghormati aturan perdagangan internasional, meninggalkan pemikiran zero-sum, dan berhenti menggunakan konsep keamanan nasional dalam kebijakan perdagangan. Mereka juga mendesak AS untuk bergabung dalam dialog setara dan kerja sama untuk menjaga stabilitas rantai pasokan dan industri global. Sebelumnya, Trump menjelaskan bahwa kenaikan tarif baja dan aluminium dilakukan untuk melindungi industri dalam negeri dari praktik negara asing yang menjual baja murah ke AS dan merugikan perusahaan Amerika. Namun, langkah ini menuai kekhawatiran dari sektor bisnis yang khawatir akan meningkatkan biaya produksi di berbagai industri. Meskipun demikian, pemerintah AS menerapkan tarif tersebut berdasarkan Undang-Undang Perluasan Perdagangan dengan alasan meningkatkan kapasitas produksi baja dan aluminium untuk tujuan ekonomi dan pertahanan.
