Fisioterapis memegang peranan penting dalam proses pemulihan pasien yang mengalami cidera atau menjalani proses operasi. Peran fisioterapis ini semakin diakui oleh masyarakat, tidak hanya dalam dunia olahraga profesional namun juga dalam menjaga kesehatan masyarakat secara umum. Menurut Rektor IIK Bhakta, Prof. Dr. Apt. Muhamad Zainuddin, fisioterapi tidak hanya untuk merawat pasien sakit tetapi juga untuk menjaga kesehatan masyarakat agar tetap aktif sepanjang hidup mereka.
Meskipun peran fisioterapis semakin penting, namun jumlah tenaga kesehatan di bidang ini masih minim. Menurut data IFI, hingga bulan Juli 2024 hanya ada 16.527 fisioterapis terdaftar, sementara kebutuhan ideal hingga tahun 2025 diperkirakan mencapai 35.000 hingga 40.000 fisioterapis. Indonesia masih kekurangan sekitar 18.500 hingga 23.500 fisioterapis untuk memenuhi standar tersebut.
Fisioterapis tidak hanya bekerja di rumah sakit, mereka juga bisa menjadi konsultan kebugaran, terapis olahraga, atau penegak gaya hidup sehat di masyarakat. Di tengah kebutuhan yang terus meningkat, IIK Bhakta membuka Prodi S1 Fisioterapi yang fokus pada Fisioterapi Neuromusculoskeletal dan Wellness, dua cabang utama yang relevan dengan kebutuhan saat ini.
Prodi ini mengajarkan pendekatan holistik dalam menganalisis, mendiagnosis, dan merehabilitasi pasien dengan fokus pada pemulihan gangguan neuromuskuloskeletal serta pencegahan dan peningkatan kebugaran untuk meningkatkan kualitas hidup. Dosen dan praktisi berpengalaman dari berbagai bidang mendampingi program studi ini untuk mencetak lulusan yang mampu memberikan solusi efektif dan personal dalam bidang fisioterapi, demi membangun Indonesia Emas.