Perjuangan PHR Dalam Pengelolaan Aset dan Penanganan Tantangan Produksi Minyak 1 Juta Barel

by -614 Views

Tidak dapat dipungkiri bahwa alih kelola PHR dua tahun lalu merupakan transisi terbesar di Indonesia. Selain mewarisi wilayah operasi yang besar, PHR juga mendapatkan ribuan sumur tua dan fasilitas penunjang yang telah dioperasikan selama hampir seratus tahun oleh operator sebelumnya. Fasilitas-fasilitas ini meliputi pompa, casing, tubing, jaringan pipa produksi, stasiun pengumpul, instalasi listrik, dan jaringan pipa utama menuju pengapalan.

Dalam kondisi bisnis hulu migas yang semakin menantang, operator seringkali dihadapkan pada strategi operasi yang efisien dengan memanfaatkan aset yang ada. Misalnya dengan mengalihkan anggaran dan fokus dari belanja modal dan investasi, menjadi pengadopsian strategi manajemen integritas aset, dengan mengoptimalkan aset yang ada untuk memaksimalkan operasi.

Manajemen integritas aset yang baik menjadi sangat penting karena PHR terus melakukan inisiatif baru untuk meningkatkan produksi, seperti studi eksplorasi di Formasi Telisa dan Batuan Dasar / Basement Rokan. Dalam studi ini, PHR menilai kelayakan pemboran eksplorasi lebih lanjut untuk membuka potensi baru dalam pengembangan wilayah ini. Kepala Divisi Produksi dan Pemeliharaan SKK Migas, Bambang Prayoga mengatakan bahwa dengan adanya manajemen integritas aset yang baik, kinerja aset berumur diharapkan tetap dapat dioptimalkan melalui perawatan berkala, modifikasi, peremajaan, dan penggantian.

PHR mengelola Wilayah Kerja Rokan yang terdiri dari 7 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Wilayah ini memiliki 80 lapangan aktif dengan 11.300 sumur dan 35 stasiun pengumpul. WK Rokan juga merupakan kontributor terbesar dalam produksi minyak mentah nasional. Selain bertanggung jawab dalam produksi minyak dan gas, PHR juga menjalankan program tanggung jawab sosial dan lingkungan dengan fokus pada pendidikan, kesehatan, ekonomi masyarakat, dan lingkungan.