Operasi Militer Internasional di Abad ke-21, Tren Global dan Masa Depan Intervensi

by -100 Views

Disunting oleh Per M. Norheim-Martinsen dan Tore Nyhamar

Oleh Prabowo Subianto [diambil dari Buku 2 Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto. Bab III: Catatan Utama Buku-Buku Strategi Militer]

“Buku ini adalah kumpulan tulisan yang menanggapi karya Jenderal Sir Rupert Smith berjudul The Utility of Force: The Art of War in The Modern World. Karena sifat perang modern yang begitu kompleks, ‘saat ini menjadi pasukan militer terbaik di dunia sering kali berhasil dalam operasi militer singkat, tetapi pada akhirnya kalah dalam perang.’, tulis Jenderal Rupert yang mendapat Distinguish Service Order dari Ratu Inggris.”

Professor Per M. Norheim-Martinsen dan Tore Nyhamar adalah peneliti strategi militer di Institut Ilmu Militer dan Institut Teknologi Militer Norwegia. Dalam buku ini, mereka mencoba menanggapi teori perang modern yang disampaikan Jenderal Sir Rupert Smith dengan menguji sembilan kemampuan utama militer modern terhadap tantangan yang dihadapi.

Kesembilan kemampuan yang dibahas melalui tulisan pakar untuk masing-masing kemampuan adalah: Operasi militer internasional, kontak intensitas tinggi, operasi counter-insurgency, operasi pasukan khusus, operasi penjaga perdamaian, operasi militer di perkotaan, operasi cyber, operasi transnasional dan operasi penyelamatan warga.

Kesimpulan utama dari buku ini adalah realita bahwa kemampuan militer yang didasarkan pengalaman perang konvensional sering kali tidak cocok dengan tantangan masa kini. Tantangan masa kini yang dimaksud termasuk dorongan publik untuk mengurangi anggaran militer, dunia yang semakin menjadi area perkotaan, operasi yang berubah karena meningkatnya kompleksitas lawan – terutama jika lawan menggunakan taktik gerilya dan didukung oleh warga setempat, dan teknologi militer baru yang tersedia secara komersial.

Artinya, saat ini untuk menjadi militer yang efektif dibutuhkan kemampuan untuk melancarkan operasi secara terukur dengan biaya yang rendah, yang direncanakan secara bersamaan dengan operasi kemanusiaan. Adalah kenyataan yang harus kita hadapi, sudah hampir tidak ada konflik yang dapat dimenangkan hanya dengan kekuatan senjata. Kekuatan militer harus dipadu dengan kemampuan untuk mendapatkan hati warga.