20% Impor BBM RI Terdampak Akibat Gangguan di Selat Hormuz Dekat Iran

by -184 Views

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus memantau eskalasi konflik di Timur Tengah antara Iran dengan Israel. Konflik tersebut berpotensi mengganggu jalur perdagangan minyak dunia yang penting, yaitu Selat Hormuz dekat Iran.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tutuka Ariadji, mengatakan bahwa pengaruh Selat Hormuz terhadap pasokan dan harga minyak global cukup signifikan. Dia menyebut bahwa impor minyak Pertamina dari wilayah yang melalui jalur tersebut sebesar 20%.

“Dampaknya sangat besar bagi dunia dan Indonesia. Kita impor BBM dan LPG dari daerah sana. Sekitar 20% dari jumlah impor minyak oleh Pertamina,” kata Tutuka dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia.

Pemerintah juga sedang mencari sumber pasokan minyak dari negara lain sebagai alternatif apabila konflik semakin meluas. Tujuannya adalah mencari pengganti untuk Selat Hormuz jika terjadi hal terburuk. Sumber pasokan tersebut banyak di barat Afrika.

Israel dilaporkan meluncurkan rudal sebagai balasan terhadap Iran pada Jumat (19/4/2024) dini hari. Hal tersebut menyusul serangan Iran sebelumnya di mana lebih dari 300 drone dan rudal tanpa awak dikirim ke berbagai sasaran di seluruh negeri.

Harga minyak mentah dunia juga melejit setelah serangan tersebut. Pada Jumat (19/4/2024), harga minyak mentah acuan Brent melonjak 3,5% menjadi US$90,14 per barel, sedangkan minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 3,61% menjadi US$85,80 per barel.