Kementerian Keuangan memperkirakan bahwa surplus Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2024 akan lebih kecil daripada tahun 2023. Hal ini dikatakan oleh Direktur Jenderal Anggaran Isa Rachmatarwata setelah melihat realisasi pendapatan dan belanja APBN hingga akhir Maret 2024.
Menurut rilis APBN per Maret 2024, anggaran negara hanya mencatatkan surplus sebesar Rp8,1 triliun atau 0,04% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Pendapatan negara mencapai Rp620,02 triliun atau 22,1% dari target, mengalami penurunan 4,1% dibanding tahun sebelumnya. Sementara belanja terealisasi sebesar Rp611,9 triliun atau 18,4%, dengan kenaikan pengeluaran yang dipicu oleh belanja Pemilu dan subsidi di awal tahun.
Surplus APBN pada akhir Maret 2024 jauh dari periode yang sama tahun 2023, di mana pada tahun lalu tercatat surplus sebesar Rp128,5 triliun atau 0,61% terhadap PDB. Isa menyatakan bahwa Kementerian Keuangan telah memprediksi kondisi APBN tidak akan sekuat tahun sebelumnya, mengingat adanya belanja besar-besaran di awal tahun untuk penyelenggaraan Pemilu.
Isa mengharapkan normalisasi belanja negara ke depannya, meskipun diyakini bahwa surplus-defisit tidak akan sebesar tahun sebelumnya. Sementara Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menambahkan bahwa kondisi APBN yang mencatat surplus tipis di Maret 2023 disebabkan oleh kontraksi di penerimaan dan percepatan belanja terkait Pemilu. APBN 2024 direncanakan akan memiliki defisit sebesar 2,29% dari PDB.