KLHK Mengapresiasi Upaya PHR dalam Mencegah Konflik antara Gajah dan Manusia serta Melestarikan Keanekaragaman Hayati

by -101 Views

PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) bersama mitranya, Rimba Satwa Foundation (RSF), menunjukkan komitmennya dalam menjaga keanekaragaman hayati dengan berpartisipasi dalam Pekan Keanekaragaman Hayati/World Species Congress 2024. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengapresiasi upaya PHR dalam melestarikan keanekragaman hayati.

Dalam acara tersebut, KLHK mengusung tema Be Part of The Plan, dan mengajak semua pihak untuk ikut terlibat dalam upaya perlindungan keanekaragaman hayati Indonesia dengan mendukung Implementasi Kerangka Kerja Keanekaragaman Hayati Global Kunming-Montreal (KMGBF). Kerangka Kerja KMGBF bertujuan untuk menghentikan dan membalikkan hilangnya keanekaragaman hayati pada tahun 2030, diadopsi pada bulan Desember 2022 pada pertemuan ke-15 Konferensi Para Pihak Konvensi Keanekaragaman Hayati.

PHR dan RSF memamerkan program-program konservasi yang sukses dilaksanakan di area operasi WK Rokan pada booth pameran yang berlangsung di Gedung Manggala Wanabakti KLHK, Jakarta, 15-17 Mei 2024. Beberapa program yang diunggulkan termasuk program konservasi gajah seperti, agroforestri dan pemantauan gajah berbasis satelit. Selama pameran, booth PHR-RSF dikunjungi oleh Wakil Menteri (Wamen) KLHK Alue Dohong Phd.

Alue Dohong mengapresiasi upaya konservasi lingkungan yang dilaksanakan PHR-RSF. Dia mengungkapkan kagumnya akan program mitigasi konflik gajah dan manusia berbasis satelit, serta bagaimana PHR memobilisasi masyarakat melalui pelaksanaan program agroforestri di Provinsi Riau.

Direktur RSF Zulhusni Syukri mengatakan bahwa kerja sama antara RSF dan PHR bertujuan untuk menyelamatkan habitat gajah Sumatera. Dia menyatakan keyakinannya bahwa melalui kolaborasi, konflik antara gajah dan manusia dapat diatasi, serta fungsi hutan dapat pulih melalui program agroforestri.

Partisipasi PHR dalam Pekan Keanekaragaman Hayati 2024 merupakan bukti nyata komitmen perusahaan dalam menjaga kelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia. Diharapkan program-program konservasi yang dilaksanakan PHR dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.

Manager CSR PHR WK Rokan, Pinto Budi Bowo Laksono, menyebut bahwa PHR bersama BBKSDA dan RSF telah memasang 5 unit GPS Collar untuk mengantisipasi konflik antara gajah dan manusia, serta menanam lebih dari 32.500 pohon agroforestri di area perlintasan gajah seluas 225 hektar di Provinsi Riau.

Pinto menambahkan bahwa PHR juga melakukan pemantauan pergerakan gajah secara real time melalui GPS collar. Selain itu, PHR juga menyumbangkan 18 unit kamera pengintai (camera trap) yang dipasang di berbagai lokasi strategis di habitat gajah.

Upaya konservasi yang dilakukan oleh PHR bertujuan untuk melibatkan masyarakat dalam perlindungan satwa yang dilindungi. Selain itu, gajah Sumatra terus menghadapi ancaman punah akibat hilangnya habitat, degradasi hutan, fragmentasi habitat, dan perburuan.