Jakarta, CNBC Indonesia – Pabrik sepatu Bata di Purwakarta tutup setelah 30 tahun beroperasi. PT Sepatu Bata Tbk (BATA) mendirikan pabrik tersebut pada tahun 1994.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani menyatakan bahwa penutupan pabrik legendaris tersebut disebabkan oleh menurunnya permintaan baik dari dalam maupun luar negeri, sementara biaya produksi terus meningkat.
“Perusahaan seperti Bata, meskipun sudah lama beroperasi di Indonesia, harus mempertimbangkan apakah masih layak sebagai bisnis,” kata Shinta kepada wartawan di Kantor DPN Apindo Jakarta pada Minggu (19/5/2024).
Shinta juga mengatakan bahwa industri alas kaki, seperti Bata, telah melakukan evaluasi kondisi bisnisnya. Namun, kondisi yang semakin buruk membuat Bata akhirnya tidak bisa bertahan.
Dia menyarankan agar pemerintah memperhatikan industri padat karya seperti industri alas kaki. Investasi yang masuk belakangan ini cenderung padat modal dan minim tenaga kerja.
Kondisi geopolitik global juga memengaruhi industri dalam negeri. Permintaan ekspor terhambat akibat kondisi geopolitik yang tidak stabil, sementara daya beli masyarakat di dalam negeri juga menurun.
Meskipun demikian, Shinta tetap mengapresiasi upaya pemerintah dalam memperkuat ekonomi Indonesia dengan menjaga inflasi dan nilai tukar Rupiah tetap stabil. Dia yakin bahwa perekonomian Indonesia dapat tumbuh di atas 5% pada tahun 2024.
“Kita harus mengapresiasi langkah-langkah pemerintah, namun juga harus tetap siap menghadapi kondisi yang ada,” ujarnya.
