Tim Anies-Imin Membuka Wawasan! Tidak Memasang Target Tinggi Ekonomi

by -131 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Tim Ahli Ekonomi pasangan calon presiden dan wakil presiden Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar membongkar alasan mengapa visi, misi, dan program kerja kedua pasangan calon tersebut tidak menjanjikan pertumbuhan ekonomi sebesar 7%. Hal ini menjadi target dari pasangan calon Ganjar Pranowo-Mahfud MD, dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Juru Bicara dan Tim Ahli Ekonomi Anies Baswedan, Thomas Lembong menjelaskan, keengganan Anies-Muhaimin mematok tingkat yang tinggi disebabkan oleh beberapa alasan. Pertama, mereka ingin menjaga kualitas pertumbuhan agar tidak menimbulkan ketimpangan yang banyak, serta memasang target yang realistis yang bisa dipenuhi.

“Pak Ganjar mengejar tingkat pertumbuhan yang tinggi, sayangnya pengalaman di banyak negara menunjukkan bahwa kejar pertumbuhan yang tinggi biasanya akan menimbulkan ketimpangan,” kata Lembong dalam program Your Money Your Vote CNBC Indonesia, Rabu (1/11/2023).

Lembong menjelaskan, dengan target pertumbuhan yang realistis sebesar 5,5%-6,5%, Anies-Muhaimin ingin membuat masyarakat Indonesia makmur secara merata. Mereka ingin mengedepankan keadilan sosial untuk memperkuat kelas menengah tanpa harus membuat perekonomian maju namun kemakmuran tidak tercipta merata seperti di India dan China.

Kedua, Lembong mengatakan bahwa janji pertumbuhan ekonomi yang realistis sebenarnya sudah menjadi amanat langsung Anies-Muhaimin agar janji mereka pada Pilpres 2024 tidak hanya muluk-muluk dan bombastis, tetapi sesuai dengan realita di lapangan. Menurutnya, hal ini karena masyarakat Indonesia sebagai calon pemilih sudah pintar dalam menyerap janji politik.

“Ini adalah pertaruhan dari tim Anies-Muhaimin bahwa publik pemilih sekarang sudah cerdas dan mungkin akan lebih percaya dengan janji-janji yang realistis dan tidak berlebihan,” tegas Lembong.

Lembong juga menjelaskan bahwa target pertumbuhan ekonomi yang realistis ini didasarkan pada perhitungan mayoritas ekonom di dunia yang memperkirakan bahwa tahun depan dunia akan mengalami resesi ekonomi. Hal ini dipengaruhi oleh tekanan suku bunga yang tinggi, nilai tukar dolar yang kuat, dan harga-harga komoditas yang tinggi yang menekan daya beli masyarakat.

Dengan catatan tersebut, ia menekankan bahwa pada awal periode pemerintahan pasangan calon terpilih yang akan menang pada 2024 mendatang harus memulai kinerja pertumbuhan dengan melanjutkan stagnasi beberapa tahun terakhir, yaitu di level 5%. Kemudian dalam periode 5 tahun mendatang, pertumbuhan ekonomi yang sesuai dengan janji Anies-Muhaimin maksimal berada di kisaran 6%-7,5%.

Sementara, jika target pertumbuhan rata-rata yang dijanjikan oleh pasangan calon Ganjar-Mahfud adalah 7%, maka jika kinerja perekonomian pada awal periode pemerintahan berada di level 5%, maka harus ada pertumbuhan hingga 9% agar rata-rata pada akhir periode pemerintahannya bisa mencapai level 7%.

“Harus mencapai 9% per tahun menjelang akhir periode 2024-2029 yang sejauh ini belum ada yang berhasil sejak era orde baru. Jadi secara matematis, angka yang kami tetapkan adalah realistis dan arahan dari Pak Anies-Muhaimin sangat jelas bahwa semua janji-janji dalam visi misi harus dapat dieksekusi dan dipenuhi,” tegas Thomas.

Artikel Selanjutnya: RI Lewat, Ekonomi Jepang Meroket 6% pada Kuartal II-2023

(mij/mij)