Mengapa Mahathir Mohamad Tidak Terlibat Korupsi?

by -82 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan bahwa dirinya dan anggota keluarganya tidak terlibat dalam “praktik korupsi” setelah nama mereka muncul dalam daftar terduga oleh Komisi Anti Korupsi Malaysia pada bulan Mei lalu. Sebelumnya, putra Mahathir, Mirzan dan Mokhzani, pada bulan Januari 2024 diminta untuk menyatakan aset mereka sebagai bagian dari penyelidikan.

“Pada masa saya, ada korupsi. Tetapi saya pribadi tidak terlibat dalam praktik korupsi,” kata Mahathir kepada “Squawk Box Asia” CNBC pada Kamis (23/5/2024). “Saya memastikan bahwa keluarga saya juga tidak boleh terlibat dalam urusan pemerintah karena saya bisa dituduh melakukan nepotisme,” tambahnya.

Mantan perdana menteri berusia 98 tahun ini menyatakan bahwa dirinya dan putra-putranya akan “bekerja sama sepenuhnya” dengan badan antikorupsi Malaysia. “Selama ini mereka hanya meminta anak saya untuk mendeklarasikan harta benda. Investigasi tidak melibatkan tuntutan agar saya menyatakan aset saya,” ujar Mahathir, sambil menegaskan kesiapannya untuk membuat pernyataan jika diminta oleh pihak berwenang karena dia “tidak menyembunyikan apa pun.”

Putra-putra Mahathir melaporkan bahwa ayah mereka merupakan target utama dalam penyelidikan korupsi atas dugaan penyalahgunaan posisinya sebagai perdana menteri. Mantan Menteri Keuangan Malaysia, Daim Zainuddin, sekutu Mahathir, juga sedang diselidiki akhir-akhir ini atas transaksi keuangan, menurut media lokal.

Perdana Menteri Anwar Ibrahim telah berjanji untuk memberantas korupsi, namun para kritikus menuduhnya menargetkan mantan saingan politiknya, tuduhan yang dibantahnya. Malaysia mengalami kerugian sebesar 277 miliar ringgit atau sekitar Rp 939,67 triliun akibat korupsi dari tahun 2018 hingga 2023, menurut laporan terbaru pemerintah tentang korupsi. Laporan ini juga menyoroti dampak politik yang “sangat parah” dari korupsi.

Lebih dari 80% warga Malaysia menyatakan “hilangnya kepercayaan dan rasa hormat” terhadap politisi dan pemimpin nasional sebagai akibat langsung dari masalah korupsi yang sedang berlangsung, kata laporan tersebut. Anwar menilai, pelunakan kepercayaan dan upaya antikorupsi tersebut disebabkan oleh kurangnya kepemimpinan yang serius, penunjukan orang-orang yang meragukan dalam posisi politik penting, dan kurangnya komitmen politik untuk menegakkan langkah-langkah antikorupsi dan penegakan hukum.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya
Diguncang Skandal Korupsi, Menteri Singapura Mundur

(hoi/hoi)