BMKG Meminta Indonesia Berjaga-jaga! El Nino Menetap & Ini Dampaknya yang Mengkhawatirkan

by -81 Views

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan adanya ancaman yang disebabkan oleh fenomena iklim El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) positif yang sedang melanda Indonesia. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengingatkan bahwa salah satu dampak dari El Nino dan IOD positif ini adalah kekeringan yang dapat menyebabkan serangan hama pada tanaman pertanian.

BMKG mencatat bahwa ada 2 wilayah di Indonesia yang tidak mendapatkan hujan selama hampir 3 bulan berturut-turut. Oleh karena itu, BMKG meminta pemerintah segera mengambil tindakan untuk mengatasi dampak dari El Nino dan IOD positif ini.

Ditengah kondisi ini, banyak sektor yang terkena dampak negatif seperti pertanian, sumber daya air, kehutanan, perdagangan, energi, dan kesehatan. BMKG menyebutkan bahwa dalam sektor pertanian, produksi tanaman pangan terancam mengalami penurunan akibat terganggunya siklus masa tanam, gagal panen, dan penyebaran hama yang aktif pada kondisi kering. Selain itu, sektor sumber daya air juga terdampak karena menyebabkan berkurangnya sumber daya air. Dalam sektor perdagangan, kondisi ini memicu kenaikan harga bahan pangan. Kemudian, dalam sektor kehutanan dapat terjadi kebakaran hutan dan lahan. Produksi energi yang bersumber dari PLTA juga akan terkena tekanan. Selain itu, ketahanan kesehatan juga meningkatkan risiko kesehatan terkait dengan sanitasi dan ketersediaan air bersih.

BMKG juga mencatat bahwa sebagian besar wilayah di Indonesia mengalami curah hujan yang sangat rendah. Beberapa daerah bahkan mengalami hari tanpa hujan selama 20 hingga 176 hari berturut-turut. Situasi ini perlu menjadi perhatian bagi seluruh masyarakat karena dapat menyebabkan peningkatan titik panas dan polusi udara.

BMKG juga memberikan 7 strategi yang bisa dilakukan untuk mengatasi dampak dari kekeringan ini. Strategi tersebut antara lain adalah memastikan pasokan air cukup untuk pertanian dan pemenuhan kebutuhan masyarakat, memberikan informasi kepada petani tentang tahanan terhadap kekeringan dan perubahan pola musim, menyelenggarakan program penyuluhan dan pelatihan untuk membantu masyarakat mengadopsi praktik pertanian yang tahan terhadap kekeringan, mengelola hutan dan lahan dengan baik untuk mencegah kebakaran, merestorasi lahan yang terdegradasi akibat kekeringan atau kebakaran, menyusun rencana logistik untuk memastikan pasokan air bersih dan bahan makanan cukup, serta melakukan kampanye tentang praktik konservasi air dan pengurangan risiko bencana.

Dalam kondisi yang sulit akibat kekeringan ini, masyarakat perlu bekerja sama dengan pemerintah untuk mengatasi dan mengurangi dampak negatif yang terjadi.