Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura Mencapai 250.000, Rumah Sakit Mulai Kehabisan Tempat Tidur

by -99 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Kasus Covid-19 di Singapura mengalami peningkatan dalam beberapa minggu terakhir. Menurut data Kementerian Kesehatan (MOH) dari 5 hingga 11 Mei, jumlah kasus naik dua kali lipat menjadi 25.900 kasus.

Strait Times melaporkan bahwa jumlah orang yang dirawat di rumah sakit akibat Covid-19 di Singapura juga mengalami peningkatan. Hingga akhir pekan, MOH mencatat bahwa sekitar 280 orang telah dirawat selama seminggu terakhir.

Angka ini meningkat dari 250 kasus pada rentang waktu tersebut. Oleh karena itu, pemerintah Singapura kembali mengimbau warganya, terutama kelompok rentan, untuk melakukan vaksinasi tambahan dan menggunakan masker.

“Melakukan vaksinasi setahun sekali, terutama bagi lanjut usia,” kata mereka seperti dikutip pada Senin (27/5/2024).

Lonjakan kasus Covid-19 di Singapura disebabkan oleh sub-varian KP.1 dan KP.2 dari kelompok varian Covid-19 FLiRT.

KP.1 dan KP.2 mencakup lebih dari dua pertiga kasus Covid-19 di negara tersebut saat ini. Meskipun demikian, MOH menyatakan bahwa tidak ada indikasi, baik secara global maupun lokal, bahwa kedua sub-varian tersebut lebih mudah menular atau menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan dengan varian lain yang beredar.

“Dengan setiap gelombang baru, risiko bagi kelompok rentan untuk menderita penyakit parah ketika terinfeksi semakin tinggi,” tambah juru bicara MOH.

Sementara itu, Profesor Paul Tambyah dari Infectious Diseases Society of America menyatakan bahwa penyakit yang disebabkan oleh KP.2 dan KP.1 tidak seberat varian pendahulunya JN.1, namun kemungkinan lebih mudah menular.

“Perilaku virus-virus ini mengikuti pola evolusi virus pada umumnya, di mana cenderung menjadi lebih mudah menular namun kurang ganas,” kata Prof Tambyah.

Gejala yang mungkin muncul setelah terinfeksi antara lain demam, sakit tenggorokan, pilek, kelelahan, dan gejala gastrointestinal seperti diare, mual, dan muntah. Meskipun lebih sedikit orang kehilangan indera perasa dan penciuman sepertinya pada awal pandemi, beberapa orang tetap dapat mengalami gejala tersebut.

Kini, diperlukan waktu sekitar lima hari atau lebih sebelum seseorang menunjukkan gejala setelah terpapar, meskipun gejala tersebut bisa muncul lebih cepat. Ini menjadi peringatan bagi masyarakat untuk lebih waspada terhadap penyebaran varian baru Covid-19.

[Gambas:Video CNBC]

(Artikel ini merupakan kiriman kontributor terdaftar dan tidak memuat cerita atau opini redaksi CNBC Indonesia. Redaksi tidak bertanggung jawab atas isi postingan dan gambar dari kontributor)