Jakarta, CNBC Indonesia – Aksi baku tembak terjadi di luar Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Beirut, Lebanon, pada Rabu (5/6/2024). Seorang pria bersenjata ditembak dan ditangkap oleh tentara.
Serangan itu terjadi ketika ketegangan terus meningkat di negara kecil di Mediterania itu, tempat pertempuran berbulan-bulan antara militan Hizbullah dan pasukan Israel yang telah menyebabkan ribuan orang mengungsi di sepanjang perbatasan, menyusul kebuntuan politik dan kesulitan ekonomi selama bertahun-tahun.
Militer Lebanon dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dilansir Associated Press, mengatakan bahwa tentara menembak seorang penyerang, yang mereka gambarkan sebagai warga negara Suriah. Pria bersenjata itu terluka dan dibawa ke rumah sakit.
Motif pelaku penembakan tidak jelas. Namun, media Lebanon telah menerbitkan foto-foto yang menunjukkan seorang penyerang berlumuran darah mengenakan rompi hitam dengan tulisan “Negara Islam” dalam bahasa Arab dan inisial bahasa Inggris “I” dan “S.”
Media lokal melaporkan, terjadi baku tembak yang melibatkan setidaknya satu penyerang yang berlangsung hampir setengah jam. Sebuah video yang muncul di media sosial menunjukkan seorang pria bersenjata di tempat parkir di seberang pintu masuk kedutaan menembak dengan apa yang tampak seperti senapan serbu.
Kedutaan Besar AS mengatakan serangan di pintu masuk kedutaan tidak menimbulkan korban jiwa di antara staf mereka, dan pasukan Lebanon serta keamanan kedutaan dikerahkan dengan cepat.
Sebuah pernyataan dari kantor sementara Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mengatakan bahwa ia diberitahu setelah pertemuan dengan menteri pertahanan dan komandan militer bahwa situasinya sekarang stabil dan penyelidikan serius sedang dilakukan.
Militer Lebanon mengatakan pihaknya mengerahkan pasukan di sekitar kedutaan dan sekitarnya.
Adapun pada 1983, serangan bom mematikan di Kedutaan Besar AS di Beirut menewaskan 63 orang. Para pejabat AS menyalahkan serangan tersebut pada kelompok militan Lebanon, Hizbullah.
Setelah serangan itu, kedutaan dipindahkan dari pusat kota Beirut ke pinggiran kota Kristen Aukar, di utara ibu kota. Serangan bom lainnya terjadi di lokasi baru pada 20 September 1984.
Pada September 2023, pasukan keamanan Lebanon menahan seorang pria Lebanon yang melepaskan tembakan ke arah Kedutaan Besar AS. Tidak ada korban jiwa dalam serangan itu.
Pada Oktober 2023, ratusan pengunjuk rasa bentrok dengan pasukan keamanan Lebanon dalam demonstrasi di dekat Kedutaan Besar AS untuk mendukung rakyat Gaza dan kelompok militan Hamas dalam perangnya dengan Israel.