PHR Membangun Sirkular Ekonomi di Warga Mukti Sari Kampar

by -96 Views

Sebuah piring gorengan ubi tersaji di meja tamu. Teksturnya renyah di luar namun lembut dan berserat di dalam. Berbagai camilan lain juga tersedia di meja lain, termasuk keripik singkong, berbagai jenis sayuran, buah pepaya, dan dua jeruk bali berukuran besar.

“Ubi goreng ini dimasak menggunakan kompor biogas. Sementara buah-buahan dan sayuran ini tumbuh subur berkat pupuk bioslurry,” kata Sudarman, warga Desa Mukti Sari, kecamatan Tapung, Kampar.

Di pagi itu, Sudarman bersama warga Desa Mukti Sari lainnya menerima banyak tamu, termasuk perwakilan Pemerintah Kabupaten Kampar, Pemprov Riau, Forkopimda, dan akademisi dalam rangka Aktivasi Desa Energi Berdikari (DEB) Berbasis Biogas yang diinisiasi oleh Pertamina.

Saat itu, Sudarman memperlihatkan bagaimana reaktor biogas bekerja, hingga akhirnya berhasil menyalakan api kompor dengan baik. “Lihatlah, api ini sangat bagus, berwarna biru dan nyala terang,” katanya.

Sudarman adalah salah satu penerima manfaat dari program DEB. Program DEB di Desa Mukti Sari adalah salah satu dari 28 DEB yang tersebar di seluruh Indonesia. Program ini merupakan tanggung jawab sosial dan lingkungan dari Pertamina Hulu Energi (PHE) yang dipimpin oleh Pertamina Hulu Rokan (PHR) sebagai bagian dari unit usaha PHE, dan merupakan DEB Berbasis Biogas terbesar dengan total kapasitas reaktor biogas hingga 165 m3.

Tidak hanya fokus pada ketahanan energi, implementasi teknologi ramah lingkungan ini juga mendorong terciptanya ekonomi sirkular untuk kesejahteraan masyarakat desa.

“Melalui program ini, PHR berupaya memberikan akses energi yang terjangkau bagi masyarakat desa, meningkatkan kualitas hidup melalui manfaat ekonomi tambahan, serta mengurangi pencemaran udara dan polusi lingkungan,” kata Manager Corporate Social Responsibility (CSR) PHR WK Rokan, Pinto Budi Bowo Laksono, dalam kegiatan Aktivasi DEB di Desa Mukti Sari, Senin (10/6/2024).

Saat ini, terdapat 20 reaktor biogas untuk masyarakat Desa Mukti Sari. Satu unit reaktor biogas lainnya berada di Kecamatan Rumbai, Pekanbaru.

Melalui DEB Berbasis Biogas ini, PHR mencatat potensi reduksi emisi karbon hingga 56,8 ton CO2 setara per tahun dan telah berhasil mengelola limbah organik sebanyak 319,38 ton pada tahun 2023.

“Pada tahun 2022, kami memulai program DEB dan Alhamdulillah terus berkembang hingga kini. Tahun 2024 ini, kami juga memperluas program serupa di daerah operasi PHR WK Rokan bagian utara, di Kabupaten Rohil,” ujar Pinto.

Reaktor biogas di Desa Mukti Sari telah memberikan manfaat kepada 150 orang penerima manfaat, termasuk Kelompok Tani Biotama Agung Lestari, peternak, santri pondok pesantren, dan masyarakat umum.

Bersama Yayasan Rumah Energi (YRE) sebagai mitra pelaksana, PHR mendorong peningkatan kapasitas masyarakat melalui pelatihan pembangunan reaktor. Selain menghasilkan energi, instalasi biogas juga memberikan efek berganda bagi masyarakat.

Kelompok masyarakat ini juga mampu menghasilkan bioslurry atau pupuk padat dan cair yang menjadi sumber pendapatan baru bagi masyarakat. Hingga saat ini, para penerima manfaat telah menghasilkan rata-rata produksi pupuk cair sebanyak 773,3 liter per bulan.

“Dalam 3 kali produksi dalam 3 bulan, kita bisa mencapai 2000 liter, dan masih berpotensi untuk terus berkembang. Kami sangat mengapresiasi semangat dan kerja keras kelompok yang memanfaatkan hasil dari Program TJSL ini,” ungkap Pinto.

Kepala Desa Mukti Sari, Waryono, mengakui bahwa program DEB berbasis biogas telah memberikan nilai tambah signifikan bagi pendapatan masyarakat. Keberadaan reaktor biogas membantu mengurangi biaya bulanan masyarakat untuk pembelian gas elpiji. Potensi penghematan gas LPG setelah menggunakan biogas mencapai Rp 67 ribu per bulan atau Rp 814 ribu per tahun.

Sementara itu, potensi penghematan pupuk kimia setelah menggunakan bioslurry mencapai Rp 222 ribu per bulan atau Rp 2,6 juta per tahun. Potensi tambahan pendapatan dari penjualan langsung bioslurry atau hasil tani dan kebun yang menggunakan bioslurry mencapai Rp 240 ribu per bulan atau Rp 2,8 juta per tahun.

Keberadaan reaktor biogas juga mendorong masyarakat untuk memanfaatkan lahan pekarangan untuk bercocok tanam sayuran dan buah-buahan. “Terima kasih kepada PHR atas dukungan reaktor biogas yang memberikan nilai tambah bagi warga desa. Ini adalah hal baik untuk desa kami,” ujar Waryono.