Perang Saudara di RI Membesar, Pemuda Melawan Junta Militer

by -86 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Situasi di Myanmar terus memanas. Ini disebabkan perang saudara yang terjadi di negara itu setelah kudeta militer pada tahun 2021 lalu.

Myanmar telah berada dalam perang saudara sejak junta militer yang dipimpin oleh Min Aung Hlaing mengkudeta pemerintahan sipil pada bulan Februari 2021. Kudeta tersebut memicu reaksi publik yang besar dengan demonstrasi besar-besaran menolak kudeta tersebut, yang kemudian dibubarkan secara brutal.

Reaksi keras juga muncul dari beberapa milisi etnis di Myanmar seperti Kachin dan Arakan yang melancarkan perlawanan terhadap rezim junta yang dianggap tidak demokratis.

Milisi etnis telah menarik sejumlah anggota baru yang ingin melawan junta, terutama kaum muda dan intelektual yang kini menjadi anggota milisi baik di garis depan maupun sebagai pendukung.

Kudeta dilakukan setelah ketegangan meningkat antara pemerintah sipil dan junta militer. Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi meraih kemenangan dalam pemilu 8 November yang dianggap bebas dan adil oleh pengamat internasional. Namun, kelompok militer menilai terjadi kecurangan pemilih yang menyebabkan konfrontasi langsung antara pemerintah sipil dan militer, dan berujung pada kudeta.

Pasca kudeta, sejumlah kelompok pemuda akademisi turun ke jalan untuk memprotes keputusan junta melakukan perebutan kekuasaan secara paksa namun mendapat tindakan keras dari junta. Meski demikian, sejumlah warga terus melakukan unjuk rasa meski dihadang petugas dengan gas air mata karena mereka merasa lebih baik melakukan perlawanan daripada hidup di bawah junta.

Beberapa analisis menunjukkan bahwa pasukan junta mulai melemah dengan kehilangan penguasaan teritorial yang besar dan kekurangan anggota. Sejumlah kelompok anti-pemerintah bersatu untuk mengalahkan junta di beberapa front utama.

Junta juga dilaporkan mengalami kekalahan teritorial di sejumlah tempat, termasuk wilayah perbatasan Thailand dan dekat dengan China. Tentara Kemerdekaan Kachin berhasil merebut beberapa kota di Negara Bagian Kachin dan Negara Bagian Shan, serta mengambil alih kamp militer junta.

Kesuksesan ini memberikan kontrol atas jalur perdagangan utama ke perbatasan dengan China.