PT Freeport Indonesia menerima pengiriman perdana konsentrat tembaga dari Kabupaten Mimika, Papua Tengah. Konsentrat tersebut akan dimurnikan di smelter milik Freeport di Gresik.
Konsentrat tembaga diangkut menggunakan Kapal Mother Vessel (MV) Unitama Lily dari pelabuhan Amamapare, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, ke pelabuhan Smelter PT Freeport Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus, Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, pada Jumat (22/6/2024).
Kapal tersebut membawa 22.000 ton konsentrat tembaga, di mana 10.000 ton akan dimurnikan di smelter pertama PTFI, yaitu PT Smelting, dan 12.000 ton akan menjadi pasokan utama smelter baru PTFI yang mulai beroperasi bulan ini.
Selanjutnya, konsentrat akan dipindahkan dan ditempatkan dalam Concentrate Barn sebelum diproses lebih lanjut di Flash Smelting Furnace (FSF).
Ada tiga proses yang harus dilalui oleh konsentrat sebelum menjadi lembaran katoda tembaga, yaitu proses material handling konsentrat, proses peleburan di Furnace, dan pemurnian di Electrorefinery.
Smelter konsentrat tembaga Freeport direncanakan akan diresmikan pada pekan depan.
Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas, menyatakan bahwa pembangunan smelter konsentrat tembaga ini sesuai dengan timeline yang telah dirancang perusahaan dan disetujui oleh pemerintah.
Smelter tembaga ini merupakan proyek smelter kedua milik PTFI, dengan kapasitas peleburan konsentrat tembaga sebesar 1,7 juta ton per tahun dan menghasilkan 600 ribu katoda tembaga per tahun.
Pembangunan smelter ini merupakan mandat Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) PTFI, dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung seperti Unit Pemurnian Logam Mulia, Unit Oksigen, Unit Asam Sulfat, Unit Desalinasi, dan Unit Effluent and Waste Water Treatment Plant.
Konsentrat hasil produksi PTFI sebagian diekspor dan sebagian dimurnikan di dalam negeri melalui PT Smelting di Gresik, Jawa Timur, menjadi katoda tembaga. PTFI berencana untuk memurnikan lumpur anoda 100% di dalam negeri setelah smelter kedua ini beroperasi.
PTFI telah menanamkan investasi hingga US$ 3,1 miliar atau sekitar Rp48 triliun per akhir Desember 2023 untuk pembangunan smelter kedua ini. Smelter pertama PTFI dibangun pada tahun 1996 dan dikelola oleh PT Smelting.