Sejak invasi Ukraina pada Februari 2022, Amerika Serikat (AS) dan sekutunya telah menjatuhkan sanksi dan embargo yang komprehensif kepada Rusia. Langkah ini dilakukan untuk menghambat militer dan memberikan tekanan ekonomi untuk Moskow. Namun, pendapatan negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin justru meningkat meskipun ada sanksi Barat dan perang yang mahal di Ukraina. Data terbaru bahkan menyebut warga Rusia semakin kaya.
Analis menyebut aktivitas ekonomi di Rusia “dipengaruhi oleh peningkatan besar dalam aktivitas terkait militer.” Mereka mengatakan bahwa ekonomi juga “didorong oleh pemulihan perdagangan,” serta pertumbuhan di sektor keuangan dan konstruksi. Philip Cuncliffe, profesor hubungan internasional di University College London, yakin sanksi untuk Rusia dapat menguntungkan negara itu dalam beberapa hal.
Laporan Bank Dunia tentang tingkat pendapatan global untuk tahun 2023 menyebut peringkat klasifikasi Rusia, bersama dengan Palau dan Bulgaria, naik dari “berpendapatan menengah ke atas” ke kategori “berpendapatan tinggi”. Sementara itu, Ukraina berubah dari pendapatan menengah ke bawah menjadi “berpendapatan menengah ke atas.”
Peningkatan ini menyebabkan kenaikan PDB riil dan nominal, serta pendapatan nasional bruto per kapita negara tersebut. Klasifikasi barunya akan menempatkan Rusia setara dengan AS dan negara-negara G7 lainnya yang telah mencoba menghambat ekonominya sejak 2022.
Meskipun AS mengumumkan akan menargetkan 300 individu dan entitas lebih lanjut yang dituduh membantu Rusia menghindari sanksi, sanksi dan kontrol ekspor yang menargetkan infrastruktur keuangan Rusia, sektor energi, dan jaringan pengadaan militer terus meningkat. Sebuah laporan oleh lembaga pemikir Inggris menyatakan bahwa negara itu lebih dari mampu untuk mengisi kembali persenjataannya, dan bahwa sanksi telah terbukti “jelas tidak efektif” dalam membatasi mesin perang Rusia.
Data baru dari Bank Dunia menambah bukti bahwa Putin mampu menanggung sanksi Barat, dan bahwa perangnya di Ukraina hanya memperkuat kekuatan ekonomi negara itu.