Apakah Ketimpangan yang Melebar Membuat Kelas Menengah Indonesia Terpuruk?

by -82 Views

Ekonom menilai ketimpangan ekonomi setelah pandemi Covid-19 di Indonesia semakin parah. Kelas menengah Indonesia menjadi korban yang paling terdampak.

Ekonom Universitas Indonesia (UI) Ninasapti Triaswati menyatakan bahwa data Survei Sosial Ekonomi Nasional menegaskan adanya perbedaan pertumbuhan pendapatan di masyarakat. Ketimpangan pendapatan tersebut membuat kelas kaya semakin kaya, sementara kelas menengah mengalami penurunan.

Nina menjelaskan bahwa populasi di Indonesia dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu 40% golongan bawah, 40% golongan menengah, dan 20% golongan atas. Dia mencatat bahwa kelompok kaya mengalami pertumbuhan pendapatan yang positif, sementara kelompok menengah dan bawah mengalami penurunan pendapatan.

Meskipun kelompok bawah mendapat bantuan dari pemerintah, kelas menengah secara ekonomi mengalami penurunan. Hal ini merupakan hal yang mengkhawatirkan dan perlu ditinjau kembali penyebabnya.

Sebelum pandemi Covid-19, proporsi kelas menengah Indonesia tercatat menurun. Ekonom senior Chatib Basri menyebut bahwa proporsi kelas menengah dari populasi Indonesia turun dari 21% menjadi 17% setelah pandemi.

Kondisi kelas menengah yang tertekan ini terjadi karena adanya ketimpangan ekonomi antara kelas menengah atas dan bawah yang semakin lebar. Perubahan dalam perilaku ekonomi dan industri yang melakukan pergeseran cepat juga turut memengaruhi kondisi ini.

Selain itu, kehilangan pekerjaan yang tidak diimbangi dengan tersedianya sektor baru di lapangan kerja turut membuat kelas menengah semakin tertekan. Hal ini juga berakibat pada meningkatnya tren angka kemiskinan di Indonesia.

Dengan demikian, ketimpangan ekonomi dan kondisi kelas menengah yang tertekan merupakan masalah serius yang perlu mendapat perhatian lebih dari pemerintah.