Potensi resesi yang akan dialami Amerika Serikat makin berpotensi memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Data Refinitiv menunjukkan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS per pukul 12.04 WIB, Rabu (7/8/2024) telah bergerak di level Rp 16.110/US$, atau menguat 0,31% dari penutupan perdagangan kemarin Rp 16.160/US$.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter (DPM) Bank Indonesia Edi Susianto mengatakan, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berpotensi masih terus menguat, seiring dengan besarnya potensi resesi AS.
Di tengah potensi resesi AS itu, survei CME FedWatch Tool juga tetap menunjukkan The Fed kemungkinan besar akan memangkas suku bunganya lebih cepat yakni pada pertemuan September mendatang.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro juga memiliki pandangan yang serupa dengan Edi. Ia mengatakan, semakin besarnya potensi AS resesi maka kemungkinan Bank Sentral AS atau The Fed untuk menurunkan suku bunga acuannya lebih cepat pada tahun ini.
Meskipun demikian, ia menekankan, rupiah tidak akan kembali ke level kisaran Rp 15.000 dalam waktu dekat saat resesi Amerika Serikat benar-benar terjadi. Karena volatilitasnya akan bergerak signifikan bila langsung jatuh ke level tersebut.