China Mendesak Penurunan Eskalasi Perang antara Rusia dan Ukraina, Kenapa?

by -89 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Tiba-tiba China bersuara tentang perang Rusia dan Ukraina. Pemerintah Presiden Xi Jinping bahkan mendesak semua pihak yang terlibat untuk melakukan de-eskalasi.

Desakan ini muncul saat pasukan Kyiv berhasil menembus jauh ke wilayah perbatasan Rusia, Kursk, sekutu Beijing. Beijing mendesak semua pihak untuk mengikuti “tiga prinsip untuk meredakan situasi”.

“Yaitu tidak memperluas medan perang, tidak meningkatkan pertempuran dan tidak mengobarkan api oleh pihak mana pun,” kata juru bicara kementerian luar negeri China dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir dari AFP, Senin (12/8/2024).

“China akan terus menjaga komunikasi dengan komunitas internasional dan memainkan peran konstruktif dalam mempromosikan solusi politik untuk krisis tersebut,” tambahnya.

Sebelumnya Kyiv telah mengerahkan ribuan tentara untuk operasi kejutan itu. Seorang pejabat keamanan Ukraina menyebut langkah ini mengambil inisiatif medan perang setelah berbulan-bulan Rusia maju perlahan di wilayah timur.

Serangan itu tampaknya mengejutkan Kremlin. Tentara Moskow pada Minggu tampaknya mengakui bahwa Ukraina telah mampu menembus wilayahnya hingga sejauh 30 kilometer (20 mil) di beberapa tempat.

Di sisi lain, China menampilkan dirinya sebagai pihak yang netral dalam perang tersebut. Mereka mengatakan bahwa tidak mengirimkan bantuan yang mematikan kepada kedua belah pihak, tidak seperti Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat lainnya.

Namun, China sendiri merupakan sekutu dekat Rusia dalam hal politik dan ekonomi. Para anggota NATO telah mencap Beijing sebagai “pendukung yang menentukan” perang tersebut.

Tahun lalu, China juga merilis sebuah makalah yang menyerukan “penyelesaian politik” atas konflik yang dikritik oleh negara-negara Barat, karena memungkinkan Rusia mempertahankan sebagian besar wilayah yang telah direbutnya di Ukraina.

(sef/sef)