Daftar Isi Jakarta, CNBC Indonesia – Ketegangan di wilayah Timur Tengah terus memanas. Terbaru, ratusan bel berdentum di Lebanon dan dituduh dilakukan oleh Israel. Bel, yang juga dikenal sebagai penyeranta, adalah alat komunikasi kuno. Perangkat ini, yang popularitasnya sudah menurun sejak ponsel mulai digunakan secara luas, digunakan untuk menampilkan pesan teks pendek kepada pengguna yang kemudian diteruskan melalui operator pusat. Berbeda dengan ponsel yang mengirim data melalui internet, bel bekerja dengan menggunakan gelombang radio. Operator mengirimkan pesan melalui frekuensi radio yang unik untuk setiap perangkat bel. Berikut adalah update terkait dengan situasi di wilayah tersebut, yang dihimpun dari berbagai sumber oleh CNBC Indonesia pada Rabu (18/9/2024). Ratusan bel meledak di Lebanon, menewaskan sembilan orang dan melukai 2.800 lainnya, termasuk 200 dalam kondisi kritis. Para korban kebanyakan terkait dengan kelompok bersenjata di negara tersebut, Hizbullah. Kepanikan terjadi di ibu kota, di mana rumah sakit kewalahan menangani korban. Duta Besar Iran di Beirut, Mojtaba Amani, juga terluka dalam insiden tersebut. Meskipun begitu, belum ada tanggapan resmi dari Iran terkait kejadian tersebut pada Selasa. Hizbullah telah menuduh Israel sebagai pelaku di balik ledakan tersebut. Israel terlibat dalam ketegangan dengan Hizbullah setelah menyasar Gaza, Palestina, sejak Oktober 2023. “Kami menganggap Israel bertanggung jawab atas agresi kriminal ini. Mereka pasti akan mendapat balasan atas tindakan keji ini,” ujar Hizbullah seperti dikutip oleh Al Jazeera pada Rabu (18/7/2024). Insiden ini terjadi setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengumumkan perluasan target perang negara tersebut. Dari pertempuran melawan Hamas di Gaza hingga fokus pada serangan terhadap Hizbullah di sepanjang perbatasan utara Lebanon. Ledakan bel ini dikhawatirkan semakin memperburuk situasi di wilayah Arab. Banyak yang khawatir bahwa perang bisa meluas ke kawasan tersebut. Hizbullah telah berjanji untuk membalas dendam kepada Israel setelah menuding mereka sebagai dalang di balik ledakan bel di Lebanon. Sebelumnya, ledakan tersebut telah menewaskan sembilan orang, termasuk anak-anak, dan melukai hampir 3.000 lainnya, termasuk anggota milisi dan utusan Iran di Beirut. Meskipun Israel belum memberikan tanggapan langsung terkait tuduhan tersebut, Hizbullah yakin bahwa mereka akan mendapat balasan dari Israel. “Kami menganggap Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas agresi kriminal ini,” kata Hizbullah dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh AFP pada Rabu (18/9/2024). “Israel pasti akan mendapat hukuman yang setimpal atas tindakan keji ini,” tambahnya. Selain itu, Hamas dari Palestina mengutuk keras ledakan bel yang mematikan di Lebanon, menyebutnya sebagai “agresi teroris Zionis”. Mereka mengecam serangan tersebut yang tidak membedakan antara pejuang perlawanan dan warga sipil. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, dalam pernyataan mengatakan bahwa serangan massal terhadap bel di Lebanon bertujuan untuk memprovokasi perang besar di Timur Tengah. Iran juga menuduh Israel melakukan “pembunuhan massal” setelah insiden ledakan bel milik Hizbullah di Lebanon. Mereka mengecam tindakan Israel sebagai contoh kejahatan massal. Pada bulan Februari, pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, memerintahkan anggotanya untuk berhenti menggunakan ponsel karena alasan keamanan. Produsen Taiwan, Gold Apollo, mengklaim bahwa bel yang terlibat dalam ledakan di Lebanon dan Suriah diproduksi oleh perusahaan Eropa, BAC. Mereka membantah terlibat langsung dalam produksi bel-bel tersebut. Beberapa maskapai penerbangan utama Eropa, seperti Lufthansa dan Air France, mengumumkan penangguhan penerbangan ke Tel Aviv, Teheran, dan Beirut hingga Kamis karena alasan keamanan. Mereka menempuh langkah ini untuk melindungi pelanggan dan kru mereka. Air France menyatakan bahwa mereka akan terus memantau situasi keamanan sebelum memulai kembali penerbangan ke Tel Aviv dan Beirut. Itulah ulasan terbaru terkait ketegangan di wilayah Timur Tengah, yang semakin memanas akibat insiden ledakan bel di Lebanon. Semoga situasi ini segera mereda dan perdamaian dapat kembali terwujud di kawasan tersebut.