Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis hasil Kerangka Sampel Area (KSA) Luas Panen dan Produksi Padi 2024 (Angka Sementara) yang diamati pada bulan September 2024, yang menunjukkan adanya potensi penurunan produksi beras di tahun 2024.
Dalam konferensi pers yang digelar secara hybrid pada tanggal 15 Oktober 2024, Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan bahwa produksi beras nasional tahun 2024 berpotensi turun lebih dalam dibandingkan tahun 2023. Produksi beras tahun ini diperkirakan akan turun sekitar 760.000 ton atau sekitar 2,43% dibandingkan tahun 2023.
Dikutip dari Ringkasan Eksekutif Luas Panen dan Produksi Padi di Indonesia 2023 (Angka Tetap) yang dirilis oleh BPS pada 6 Mei 2024, produksi beras nasional tahun 2023 mencapai 31.101.285 juta ton. Angka ini turun 439.237 ton dari produksi tahun 2022 yang mencapai 31.540.522 juta ton.
“Produksi beras untuk konsumsi pangan penduduk tahun 2024 diperkirakan mencapai 30,34 juta ton, atau mengalami penurunan 0,76 juta ton dari tahun lalu,” ujar Amalia, seperti dilansir pada Rabu (16/10/2024).
Menanggapi hal tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) telah melakukan antisipasi terhadap dampak El Nino yang menyebabkan kekeringan yang berkepanjangan. Langkah mitigasi dilakukan dengan mengoptimalkan sumber air melalui pompanisasi. Kondisi ini memicu perlambatan masa tanam di akhir 2023, yang menyebabkan masa panen raya yang seharusnya terjadi pada bulan Maret-April 2024 bergeser.
Berdasarkan data KSA BPS, produksi padi pada periode Agustus-Oktober 2022 mencapai 12,55 juta ton, demikian juga pada tahun 2023 sebesar 12,55 juta ton. Namun, pada tahun 2024, produksi padi meningkat menjadi 14,73 juta ton. Produksi padi semester II/2024 diperkirakan mampu mencapai 23,36 juta ton, mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2022 sebesar 22,44 juta ton dan tahun 2023 sebesar 21,63 juta ton.
Kementan telah melakukan upaya peningkatan produksi di tengah kekeringan dengan program Penambahan Areal Tanam (PAT) pada awal 2024. Langkah lainnya adalah peningkatan kuota pupuk bersubsidi dari 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton, dengan prosedur penebusan yang lebih mudah.
Pemerintah tetap optimis bahwa produksi beras akan terus membaik di masa yang akan datang. Dampak dari fenomena El Nino telah mempengaruhi luas panen padi nasional tahun 2024, yang diprediksi turun menjadi 10,05 juta ton.
Pada subround I (Januari-April 2024), luas panen padi mengalami penurunan. Pada subround II (Mei-Agustus 2024) dan subround III (September-Desember 2024), terjadi peningkatan luas panen. Produksi padi nasional tahun 2024 diprediksi mencapai 52,66 juta ton gabah kering giling (GKG), turun 1,32 juta ton GKG atau 2,45% dibandingkan tahun 2023.
Kementan terus melakukan langkah-langkah mitigasi untuk menghadapi dampak El Nino dan memastikan ketersediaan pangan nasional di tengah kondisi yang sulit ini.