Kisah Inspiratif Anak Berkebutuhan Khusus di Kampar yang Menghasilkan Batik yang Memukau

by -50 Views

Nusaperdana.com, KAMPAR – Di tengah keterbatasan, sebuah kisah inspiratif muncul dari rumah batik sederhana di Kabupaten Kampar. Di sini, puluhan anak berkebutuhan khusus (ABK) dari SLB Negeri Kampar mengembangkan keterampilan dan berinovasi. Mereka menemukan identitas dan mewujudkan impian menuju kemandirian melalui inovasi dalam pembuatan batik. Dengan keahlian yang dimiliki, mereka berhasil menciptakan karya batik yang tidak hanya indah, tetapi juga sarat makna dan nilai-nilai luhur.

Rumah Batik ABK Mandiri, sebuah inisiatif kolaboratif antara PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dan STP Riau, menjadi tempat bagi anak-anak ABK untuk belajar dan berkembang. Melalui seni batik, mereka diajak untuk mengeksplorasi kreativitas, meningkatkan koordinasi gerak, dan membangun rasa percaya diri.

“Lewat batik, anak-anak kami belajar berkomunikasi, berekspresi, dan membuktikan kemampuan mereka dalam berkarya. Saat ini ada sekitar 8 hingga 15 anak berkebutuhan khusus yang sudah mahir dalam membuat batik,” ujar Liza Wati, seorang guru di Rumah Batik ABK Mandiri, Senin (21/10/2024).

Tidak hanya mahir dalam membuat batik tulis, anak-anak ABK juga telah meluas ke batik kontemporer; gaya batik yang lebih bebas dan modern. Produksi batik meningkat dari sebelumnya hanya 10 hingga 15 helai per bulan menjadi mencapai 100 helai per bulan.

Setiap motif batik yang dihasilkan oleh anak-anak ABK Mandiri memiliki cerita dan makna tersendiri. Motif Muara Takus, misalnya, tidak hanya sekadar gambar candi, tetapi juga mencerminkan kebanggaan mereka terhadap sejarah dan budaya Kampar. Keberadaan Rumah Batik ABK tidak hanya memberi dampak positif bagi anak-anak, tetapi juga bagi masyarakat luas dengan karya-karya mereka yang mendapatkan apresiasi tinggi.

Melalui program ini, diharapkan kesadaran akan potensi dan kemampuan anak-anak ABK semakin meningkat. Dengan dukungan yang tepat, mereka dapat tumbuh menjadi individu mandiri dan produktif.

Manager CSR PHR WK Rokan, Pandjie Galih Anoraga, menjelaskan kebanggaannya terhadap karya dan kompetensi anak-anak ABK di Kampar. Batik ini diharapkan menjadi lambang daerah dan membanggakan masyarakat setempat.

Rumah Batik ABK Mandiri adalah contoh bagaimana semangat dan dukungan yang kuat dapat menciptakan perubahan positif bagi kehidupan orang lain. Kisah inspiratif ini patut menjadi contoh untuk terus inovatif dan memberikan kesempatan yang sama bagi setiap individu.

TENTANG PHR WK ROKAN
PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) adalah anak perusahaan Pertamina yang bergerak dalam hulu minyak dan gas bumi di bawah Subholding Upstream, PT Pertamina Hulu Energi (PHE). PHR telah berdiri sejak 20 Desember 2018.

Pertamina ditugaskan untuk mengelola Wilayah Kerja Rokan sejak 9 Agustus 2021 dan menugaskan PHR untuk melanjutkan pengelolaan WK Rokan selama 20 tahun, mulai 9 Agustus 2021 hingga 8 Agustus 2041. WK Rokan memproduksi seperempat minyak mentah nasional atau sepertiga produksi Pertamina.

PHR juga mengelola program tanggung jawab sosial dan lingkungan dengan fokus pada pendidikan, kesehatan, ekonomi masyarakat, dan lingkungan.