Pasukan Israel memperluas serangan darat di wilayah utara Gaza pada Jumat (27/10) malam. Bombardir yang dilancarkan merupakan serangan terbesar dari Israel sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023.
Kelompok Hamas yang memegang kekuasaan di jalur Gaza berjanji akan mengerahkan seluruh kekuatan untuk merespons serangan Israel.
Pasukan Israel yang disokong penuh oleh tank meluncurkan serangan semalaman di Gaza pada Rabu dan Kamis malam. Namun, serangan pada Jumat kemarin adalah yang terbesar dengan efek kerusakan paling parah.
Pertahanan Sipil Gaza mengatakan bom dari Israel menghancurkan ratusan bangunan dan rumah warga.
“Kami melancarkan serangan dari udara dan darat. Kami menyerang operasi teror dari semua sisi,” kata Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant melalui sebuah video, dikutip dari Al Jazeera, Minggu (29/10/2023).
“Instruksi bagi pasukan sudah jelas: operasi akan berlanjut hingga ada perintah baru,” ia menambahkan.
Serangan darat yang terus-menerus berbarengan dengan serangan udara dari pasukan Israel. Komunikasi lumpuh di Gaza dan membuat populasi 2,3 juta orang terputus dari dunia luar.
Berbagai petugas organisasi non-profit, PBB, hingga jurnalis di lapangan sulit dijangkau. Pada Sabtu pagi, jurnalis Al Jazeera, Hani Mahmoud, melaporkan dari Khan Younis, wilayah selatan Gaza.
Ia mengatakan warga Palestina telah melewati malam paling sulit dan berdarah sejak perang dimulai. Sulit untuk mengetahui angka pasti untuk korban yang berjatuhan saat ini. Namun, Mahmoud mengatakan setidaknya ada ratusan orang terbunuh di area serangan.
Layanan darurat tak bisa datang tepat waktu untuk memberikan pertolongan. Warga di area selatan juga kesusahan menghubungi kerabat mereka di sisi utara Gaza.
“Memutus akses Gaza dari dunia luar membuat orang-orang di sini merasa ini adalah gerakan genosida. Mereka tak bisa mengetahui apa yang terjadi pada keluarga dan kerabat,” kata Mahmoud.
Otoritas kesehatan setempat mengatakan lebih dari 7.703 warga Palestina terbunuh sejak 7 Oktober 2023, ketika Israel memulai serangan di jalur Gaza membalas serangan mendadak kelompok Hamas.
Israel mengklaim telah membunuh pria yang bertanggung jawab atas serangan udara dari Hamas pada 7 Oktober lalu. Namun, kebenarannya belum diverifikasi.