China Menikmati Hilirisasi Nikel 90%, Kubu Prabowo Buka Suara

by -71 Views

Tim Sukses Pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden (Timses Paslon) nomor urut 2 Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka angkat suara perihal isu keuntungan hilirisasi nikel di Indonesia sebanyak 90% yang dinilai dinikmati China. Wakil Ketua Umum TKN Prabowo-Gibran Erwin Aksa mengungkapkan hilirisasi nikel RI yang dinilai hanya menguntungkan China tersebut lantaran hanya negara China yang berani untuk berinvestasi besar-besaran di Indonesia. Hal itu didukung pula dengan peralatan dan teknologi proyek yang disokong oleh China. “Lagi-lagi kan kita harus akui bahwa yang berani membiayai proyek-proyek begini adalah China. Otomatis adalah mesinnya dari China. Otomatis alat-alatnya dari China,” ungkap Erwin.

Dia mengungkapkan investasi besar-besaran China tidak bisa dipungkiri dengan keadaan Indonesia yang belum mampu untuk menandingi China dalam membiayai proyek hilirisasi dalam negeri. “Tetapi, apakah kita ada kemampuan membangun itu? Dan apakah bank-bank Indonesia berani membiayai proyek-proyek miliaran dolar? Nggak berani. Bank Mandiri berani nggak? BNI berani nggak? Nggak ada yang berani membiayai proyek miliaran dolar,” tambahnya. Erwin menilai, China tidak perlu ‘pikir panjang’ untuk berinvestasi di Indonesia. Hal itu dinilai lebih efisien dan berani. Bahkan Erwin mengatakan China berani ‘taruh uang’ di Indonesia hingga miliaran US$ tanpa melakukan studi kelayakan atau feasibility study (FS) terlebih dahulu di Indonesia. “Kita juga harus tahu bahwa China ini yang berani investasi. Mereka bisa project financing, sampai miliaran dolar,” ujar Erwin.

Dia menilai keberanian China untuk berinvestasi di Indonesia berbeda dengan negara lainnya seperti di Eropa, Jepang, Korea, dan Amerika Serikat (AS). “Dan mereka (China) nggak pakai FS kadang-kadang bangun (investasi) di Indonesia. Beda sama perusahaan Eropa, Jepang, Korea, Amerika. Mereka (China) lebih efisien, lebih berani. Dan selama ini kan kita udah tawarin ke Jepang,” bubuhnya. Sebelumnya, Tim Sukses Paslon Capres dan Cawapres no urut 1 sempat menyinggung pula perihal keuntungan dari hilirisasi nikel di Indonesia hanya menguntungkan China. “Jadi sebagaimana disampaikan bahwa 90% saya kira manfaat itu diperoleh oleh perusahaan-perusahaan China yang beroperasi atau yang memiliki smelter di Indonesia,” ungkap Anggota Dewan Pakar Timnas Anies-Muhamin Fadhill Hasan, pada kesempatan yang sama.

Fadhil menyebutkan bahwa manfaat dan distribusi yang diperoleh antara China dan Indonesia timpang. “Hilirisasi yang dilaksanakan sekarang ini terutama dalam kasus nikel terutama bahwa kita melihat instrumen yang digunakan kemudian manfaat atau distribusi manfaat yang diperoleh antara para pelaku itu timpang,” tambahnya. Isu perihal hasil hilirisasi nikel di Indonesia hanya menguntungkan China awalnya menyeruak setelah Wakil Presiden Ke-10 dan ke-12 Indonesia yakni Jusuf Kalla mengungkapkan bahwa banyak kekayaan Indonesia yang diambil oleh negara lain, termasuk China. Ia menyoroti bagaimana seharusnya Indonesia bersikap percaya diri dan berjuang dalam penguasaan teknologi. “Kenapa kita selalu tidak percaya diri, kita bicara banyak hal, kita bicara nikel, 90% nikel ini dikuasai China karena mereka selalu menganggap teknologi adalah mereka. Kita selalu harga diri rendah, seakan-akan tidak bisa menguasai teknologi,” katanya dalam Economix FISIP UI, Senin (27/11/23).