Sepak Terjang Bisnis Kaya Raya Vietnam yang Dihukum Mati

by -70 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Pengusaha real estate asal Vietnam, Truong My Lan, dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan pada hari Kamis (11/4) dalam kasus penipuan keuangan senilai 304 triliun dong atau sekitar US$ 12,5 miliar. Kasus ini merupakan kasus penipuan keuangan terbesar di negara tersebut.

Mengutip laman Reuters, persidangannya dimulai pada tanggal 5 Maret dan berakhir lebih cepat dari yang dijadwalkan. Putusan pengadilan ini merupakan bagian dari kampanye melawan korupsi yang dijanjikan oleh pemimpin Partai Komunis Nguyen Phu Trong.

Truong My Lan, yang merupakan ketua pengembang real estate Van Thinh Phat Holdings Group, dinyatakan bersalah atas penggelapan uang, penyuapan, dan pelanggaran peraturan perbankan di Kota Ho Chi Minh.

“Kami akan terus berjuang untuk melihat apa yang bisa kami lakukan,” kata seorang anggota keluarga kepada Reuters, yang tidak disebutkan namanya, pada Minggu (14/4/2024).

Sebelum vonis, Truong My Lan menyatakan akan mengajukan banding terhadap hukuman tersebut. Kuasa hukumnya, Nguyen Huy Thiep, telah menyatakan tidak bersalah atas tuduhan penggelapan dan penyuapan.

Hukuman mati diberlakukan di Vietnam tidak hanya untuk kejahatan kekerasan, tetapi juga untuk kejahatan ekonomi. Menurut kelompok hak asasi manusia, ratusan narapidana dieksekusi dalam beberapa tahun terakhir, sebagian besar dengan suntikan mati.

Dalam kasus ini, ada 84 terdakwa lain yang menerima hukuman mulai dari masa percobaan selama tiga tahun hingga penjara seumur hidup, termasuk suami Truong My Lan, Eric Chu, yang dijatuhi hukuman sembilan tahun penjara.

Truong My Lan mengungkapkan sejarah bisnisnya di persidangan, mulai dari menjadi pedagang kosmetik hingga mendirikan perusahaan real estate. Dia dinyatakan bersalah bersama kaki tangannya yang merugikan Saigon Joint Stock Commercial Bank sebesar 304 triliun dong dengan cara penggelapan uang.

Sejak 2018 hingga Oktober 2022, Truong My Lan mengambil uang dalam jumlah besar dengan pinjaman yang melanggar hukum untuk perusahaan cangkang. Tindakannya menyebabkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga keuangan dan negara terkikis.

Kasus ini juga melibatkan pembayaran suap kepada pejabat, seperti seorang inspektur bank sentral senior yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Tindakan tegas terhadap korupsi di Vietnam telah membuat ratusan pejabat dan eksekutif bisnis dituntut atau dipaksa mundur.

Survei baru-baru ini menunjukkan bahwa korupsi merajalela hingga ke beberapa provinsi di Vietnam, di mana orang harus membayar suap untuk mendapatkan layanan medis di rumah sakit umum.