Bicara tentang Kereta Cepat dan Food Estate

by -123 Views

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Republik Rakyat China Wang Yi di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, kemarin. Pertemuan itu diketahui dari unggahan di akun Instagram Luhut yang dikutip CNBC Indonesia, Jumat (19/4/2024).

“Labuan Bajo menjadi destinasi berikutnya yang saya pilih untuk menyambut Wang Yi, sahabat saya yang juga Menteri Luar Negeri Tiongkok. Saya memang ingin menjamu Wang dengan mengajaknya menikmati hamparan keindahan alam Indonesia, selain Toba dan Bali yang pernah beliau kunjungi beberapa tahun lalu,” ujar Luhut.

Menurut dia, Wang tampak menikmati suasana tenang dari Sunset Diplomacy Meeting dengan pemandangan senja tepi pantai, disertai siluet pulau-pulau kecil yang sangat memanjakan mata.

“Saya katakan kepada beliau bahwa ini baru sebagian, masih ada pemandangan lain yang lebih memukau akan saya tunjukkan besok, sebelum kami memulai Dialog Tingkat Tinggi dan Mekanisme Kerja Sama keempat Indonesia-China (HDCM),” kata Luhut.

“Sambil menyajikan durian yang menjadi buah kesukaan sahabat saya ini, kadang kami membicarakan hal-hal serius seperti kelanjutan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya. Juga rencana proyek penanaman padi di kawasan Food Estate Kalimantan Tengah dan pengembangan TSTH di Toba, hingga rencana pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung,” lanjutnya.

Tak jarang juga, menurut Luhut, mereka membahas hal-hal ringan seperti bagaimana kesamaan akan prinsip saling terbuka, juga keanekaragaman budaya yang Indonesia dan China miliki, mampu mendekatkan hubungan bilateral antara kedua negara sahabat ini.

Sebagai bangsa yang punya kekayaan budaya di Asia, dia melanjutkan, Indonesia dan China sepakat bahwa hubungan antarnegara harus punya semangat yang sama dalam keterbukaan. Baik itu terkait komunikasi dan dialog maupun transfer ilmu pengetahuan dan teknologi.

“Dengan keterbukaan maka kita akan mencari persamaan dan mengesampingkan perbedaan, agar tercipta rasa saling mendukung dan bekerjasama, sehingga peradaban yang maju bukan hanya tercipta dan dinikmati oleh Indonesia dan Tiongkok saja tetapi juga untuk seluruh negara di dunia,” ujar Luhut.