Indonesia Menyuntikkan ADB US$5 Juta Untuk Menyelamatkan Negara Miskin

by -278 Views

Pertemuan Tahunan Asian Development Bank (ADB) ke-57 di Tbilisi, Georgia, menyetujui penambahan dana sebesar US$ 5 miliar untuk Asian Development Fund (ADF) ke-14 dan Technical Assistance Special Fund (TASF) ke-8.

Presiden ADB Masatsugu Asakawa dalam konferensi pers di Hotel Biltmore, Tbilisi, Georgia, pada Jumat (3/5/2024) menyatakan, “Hibah menjadi lebih penting dibanding sebelumnya karena negara-negara anggota kami yang termiskin dan paling rentan berupaya membalikkan kemunduran pembangunan baru-baru ini dan mengambil tindakan segera untuk memerangi krisis iklim.”

Ia juga menekankan, “Pengembalian dana yang luar biasa ini menunjukkan kelanjutan kemitraan donor ADF dengan ADB untuk mengatasi tantangan pembangunan yang mendesak bagi mereka yang paling membutuhkan.”

Asian Development Fund (ADF) memberikan hibah kepada negara-negara anggota ADB yang termiskin dan paling rentan. ADF awalnya memberikan pinjaman lunak dan mulai dari tahun 2017 hanya memberikan fasilitas hibah.

Penambahan dana ADF ke-14 sebesar 22% lebih tinggi dari sebelumnya, yaitu US$ 4,1 miliar di ADF ke-13. Dana ini akan memberikan jumlah hibah ADF terbesar yang pernah ada kepada anggota ADB yang memenuhi syarat. Sementara TASF ke-8 akan memberikan hibah untuk mempersiapkan proyek, membangun kapasitas, dan memberikan saran teknis atau kebijakan.

Beberapa negara yang memberikan dana adalah Armenia, Australia, Austria, Kanada, Denmark, Finlandia, Perancis, Georgia, Jerman, Hong Kong, Tiongkok, India, Indonesia, Irlandia, Italia, Jepang, Luksemburg, Malaysia, Belanda, Selandia Baru, Norwegia, China, Filipina, Portugal, Republik Korea, Spanyol, Swedia, Swiss, Taipei, Tiongkok, Turki, Britania Raya, dan Amerika Serikat.

ADF ke-14 akan memberikan prioritas kepada negara-negara berkembang kepulauan kecil yang sangat rentan terhadap perubahan iklim dan yang berada dalam situasi rentan atau terdampak konflik. Selain itu, juga akan mendukung adaptasi perubahan iklim, pengurangan risiko bencana, kerja sama regional, barang publik regional, aksi gender yang transformatif, serta mendukung masyarakat Afghanistan dan Myanmar.

Presiden ADB mengungkapkan komitmennya untuk mencapai kesejahteraan, inklusi, ketahanan, dan keberlanjutan di Asia dan Pasifik, sambil terus berupaya untuk mengurangi kemiskinan ekstrem.