Menperin Mengungkap Adanya Fenomena Eksodus dan Pabrik Tutup di Jawa Barat

by -100 Views

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengomentari tentang fenomena penutupan pabrik di Jawa Barat dan pemindahannya ke Jawa Tengah atau Jawa Timur. Menurutnya, keputusan perusahaan untuk pindah disebabkan oleh pertimbangan gaji pekerja yang lebih murah.

“Masalahnya adalah Upah Minimum Regional (UMR), ketersediaan SDM, dan faktor lainnya. Selama perusahaan beralih di dalam negeri, itu tidak masalah,” kata Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (15/6/2024).

Dia juga tidak khawatir tentang pemindahan pabrik ini, selama perusahaan tidak memutuskan untuk menempatkan pabriknya di luar negeri.

“Jika mereka pindah dari Jawa Barat ke Jawa Tengah, Jawa Barat ke Jawa Timur, saya rasa itu tidak terlalu menjadi masalah. Itu adalah perhitungan bisnis dari masing-masing perusahaan,” kata Agus.

Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani juga menjelaskan bahwa banyak pabrik pindah karena Upah Minimum Provinsi (UMP) / Upah Minimum Kabupaten (UMK) untuk tenaga kerja di daerah tersebut sudah dianggap mahal, sehingga memberatkan industri padat karya seperti garmen, tekstil, dan alas kaki.

“Kebijakan Upah Minimum di Jawa Barat dianggap mahal atau memberatkan bagi industri padat karya seperti garmen dan sepatu yang margin usahanya tidak sebesar industri manufaktur lain yang lebih canggih seperti industri otomotif atau elektronik,” kata Shinta kepada CNBC Indonesia, Rabu (15/5/2024).

Shinta mengakui bahwa tingkat Upah Minimum di Jawa Barat relatif mahal jika dibandingkan dengan provinsi lain di Jawa.

“Terlebih lagi, di Jawa Barat, terdapat sejarah panjang dalam konflik hubungan industrial, di mana beberapa konflik tersebut cukup kejam, sehingga beberapa perusahaan merasa tidak nyaman. Hal ini juga menjadi faktor pendorong bagi industri untuk pindah,” jelasnya.

Sejak tahun 2019, lanjut Shinta, pihaknya telah mengetahui bahwa banyak industri manufaktur padat karya, khususnya yang bergerak di sektor tekstil dan garmen, sedikit demi sedikit pindah ke Jawa Tengah, atau daerah lain di Jawa yang memiliki Upah Minimum yang lebih terjangkau dibandingkan Jawa Barat.

Berikut Data Pabrik yang tutup di Jawa Barat:

– Pabrik PT Sepatu Bata Tbk (BATA) di Purwakarta jumlah PHK 233 pekerja
– Pabrik PT Hung-A Indonesia di Cikarang jumlah PHK 1.500 pekerja
– Pabrik PT Dean Shoes di Karawang jumlah PHK sekitar 3.500 pekerja
– Pabrik PT Besco Indonesia di Karawang jumlah PHK 4.000 pekerja
– Pabrik PT Eins Trend di Purwakarta jumlah PHK 4.000 pekerja
– Pabrik PT Matindo Wolrd di Sukabumi jumlah PHK 1.800 pekerja
– Pabrik PT Simmone Accessary di Bogor jumlah PHK 1.000 pekerja
– Pabrik PT Wiska Sumedang di Sumedang jumlah PHK sekitar 700 pekerja

Artikel Selanjutnya: Ngeri! Fenomena Tsunami Pabrik Tutup Mengintai Jawa Barat

(Disadur dari CNBC Indonesia)