Pengusaha tekstil memperkirakan serbuan barang impor dari China akan semakin mengalir ke pasar domestik. Hal ini diprediksi akan menyebabkan ribuan kontainer barang China membanjiri pasar domestik.
Penyebabnya adalah adanya relaksasi aturan impor oleh pemerintah. Para pengusaha tekstil di dalam negeri merasa bahwa terbitnya Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 8/2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor menunjukkan inkonsistensi pemerintah dalam melindungi industri dalam negeri, khususnya industri garmen, IKM, dan konveksi. Mereka kembali mengingatkan perintah Presiden Joko Widodo pada 6 Oktober 2023 agar mengendalikan arus barang impor, termasuk pakaian jadi.
Ketika produk impor membanjiri pasar Indonesia, industri TPT akan semakin terdesak. Dampak terberatnya adalah potensi PHK bagi karyawan. Padahal, industri ini baru saja mulai pulih sebelum terbitnya Permendag ini.
Danang Girindrawardana dari Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) memperkirakan bahwa jumlah produk impor yang masuk ke Indonesia akan sangat besar, bahkan membanjiri pasar. Ada proyeksi mencapai puluhan ribu kontainer dalam waktu dekat.
Produk-produk domestik tidak akan mampu bersaing dengan harga predator akibat banjirnya produk impor ini. Revisi Permendag ini dianggap sebagai keuntungan bagi China, yang sedang mengalami over produksi dan membutuhkan pasar untuk menjual dengan harga murah.
Pemerintah sudah merevisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 36/2023 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor menjadi Permendag No 8/2024. Revisi ini mulai berlaku pada 17 Mei 2024 dan berisi relaksasi perizinan impor.
Ada 7 komoditas yang diubah perizinan lartasnya, seperti elektronik, obat tradisional, kosmetik, alas kaki, pakaian jadi, tas, dan katup. Persyaratan pertimbangan teknis dalam izin impor untuk beberapa komoditas dihapus. Importasi dengan manifest tanggal 10 Maret – 17 Mei 2024 dapat diselesaikan dengan menggunakan LS khusus komoditas tertentu.
Artikel Selanjutnya:
Parah! Sehari 3 Juta Lembar Baju Impor Hajar RI, Bikin Boncos Segini
(dce)
