Gelombang panas masih melanda Asia Selatan. Sejumlah negara di wilayah tersebut melaporkan rekor suhu tertinggi.
Pada Selasa, suhu di Ibukota India, New Delhi mencapai 49,9 derajat Celsius. Angka ini lebih tinggi dari rekor sebelumnya yaitu 49,2 derajat Celsius pada tahun 2022.
Departemen Meteorologi India (IMD) menyatakan bahwa situasi ini masuk dalam zona merah, dan dapat menyebabkan masalah kesehatan. Panas ekstrem ini dapat meningkatkan risiko penyakit dan serangan panas pada semua kelompok usia.
Otoritas New Delhi juga menyoroti masalah kelangkaan air yang disebabkan oleh fenomena ini. Menteri Air, Atishi Marlena, mengimbau tindakan tanggung jawab kolektif agar warga tidak boros menggunakan air. Upaya telah dilakukan dengan mengurangi pasokan air dari dua kali sehari menjadi satu kali sehari di banyak daerah.
New Delhi sangat bergantung pada pasokan air dari negara bagian tetangga, Haryana dan Uttar Pradesh, yang juga memiliki kebutuhan air besar. Sungai utama India, Sungai Yamuna, di New Delhi mengalami kekeringan akibat cuaca panas.
Selain India, negara tetangga Pakistan juga mengalami gelombang panas selama seminggu. Suhu mencapai 53 derajat Celsius di Mohenjo Daro, Provinsi Sindh. Kantor meteorologi Pakistan memperkirakan suhu akan turun mulai Rabu, namun memperingatkan akan adanya gelombang panas lebih lanjut pada bulan Juni.
Perubahan iklim menyebabkan gelombang panas menjadi lebih sering, lebih lama, dan lebih intens di India dan Pakistan. Selain gelombang panas, wilayah Asia Selatan ini juga dilanda bencana angin topan, yang merupakan dampak perubahan iklim.
Di India, Benggala Barat, Mizoram, dan Bangladesh dilanda angin kencang dan hujan lebat akibat Topan Remal pada hari Minggu, menewaskan 65 orang.
Artikel Selanjutnya: “Neraka Bocor” di Negara Tetangga RI, Pemerintah Tutup Sekolah
(sef/sef)
