Jakarta, CNBC Indonesia – Seorang pemuda Belgia bernama Tintin tidak dapat terbang langsung dari London ke Sydney, Australia. Karena tidak ada pesawat yang bisa terbang sejauh 16 ribu Km nonstop, ia harus berhenti di Bandara Kemayoran (KMO), Jakarta, Indonesia.
Di Kemayoran, Tintin tidak sendirian. Dia bersama Professor Calculus, Kapten Haddock, dan anjing Snowy. Saat mereka pertama kali menginjakkan kaki di Indonesia, Prof. Calculus terkejut dan kagum.
“Lihat! Kemajoran!… Apakah ini Djakarta atau bukan?” kata Professor Calculus kepada Tintin dan Kapten Haddock.
Ketidakjuban Prof. Calculus bukanlah kejadian nyata, tetapi merupakan cuplikan dari serial komik Tintin dalam seri Penerbangan 714 ke Sydney yang diterbitkan pada tahun 1968. Meskipun fiksi, reaksi tersebut dapat dimengerti.
Bandara Kemayoran adalah bandara bersejarah di dunia yang menjadi lokasi transit utama banyak penerbangan global. Di bandara ini juga berdiri menara Air Traffic Control pertama di Asia. Namun, saat ini semuanya tinggal sejarah.
Berjaya di udara
Dalam Batavia, 1740: Menyisir Jejak Betawi (2010), Bandara Kemayoran pertama kali dibangun pada tahun 1934 untuk mengisi kas pemerintah karena pada saat itu penerbangan sipil sedang ramai. Setelah waktu 6 tahun, bandara mulai beroperasi sebagai bandara komersial pada 8 Juli 1940.
Pesawat pertama yang mendarat di sana adalah DC-3 Dakota milik perusahaan penerbangan Koninklijk Nederlends Indische Luchvaart Maatschapij (KNILM). Perusahaan ini juga yang mengelola bandara internasional pertama di Indonesia.
Bandara Kemayoran disambut dengan positif oleh banyak pihak di dunia penerbangan karena menjadi tempat transit utama untuk penerbangan jarak jauh dari barat ke timur atau utara ke selatan. Bandara ini memiliki dua landasan pacu dengan ukuran yang besar.
Selama masa berdirinya, Bandara Kemayoran menjadi saksi berbagai pesawat pabrikan terkenal seperti Boeing dan Airbus mendarat. Namun, kejayaan bandara ini terhenti setelah invasi Jepang pada tahun 1942.
Setelah kemerdekaan, bandara tetap beroperasi sebagai basis operasi Garuda Indonesia dan pesawat militer. Bandara ini juga menjadi tempat penting saat penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955. Namun, akhirnya pemerintah memutuskan untuk memindahkan bandara ini ke Cengkareng.
Pembangunan Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng dimulai pada tahun 1975 hingga 1981. Bandara ini mulai beroperasi pada tahun 1985 dan menggantikan Bandara Kemayoran dan Halim Perdanakusuma.
Bandara Kemayoran ditutup pada 31 Maret 1985 dan lahan bekasnya diubah oleh pemerintah DKI Jakarta. Beberapa bangunan di bekas bandara ini telah dijadikan cagar budaya dan area Pe…