G7 Memberikan Peringatan Kepada Bank-Bank China Untuk Menghentikan Bantuan kepada Rusia

by -94 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Kelompok Tujuh (G7) dilaporkan akan mengirimkan peringatan baru kepada bank-bank kecil di China agar berhenti membantu Rusia menghindari sanksi Barat. Menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut, peringatan akan dikirim pekan depan.

Para pemimpin G7 akan menggelar pertemuan puncak di Italia pada 13-15 Juni mendatang. Pertemuan yang diselenggarakan oleh Perdana Menteri Giorgia Meloni diharapkan akan fokus pada ancaman yang ditimbulkan oleh perdagangan China-Rusia yang sedang berkembang pesat terhadap pertempuran di Ukraina, dan apa yang harus dilakukan terhadapnya.

“Percakapan tersebut kemungkinan akan menghasilkan pernyataan publik tentang masalah yang melibatkan bank-bank China,” lapor Reuters pada Senin (10/6/2024), mengutip dua sumber, salah satunya seorang pejabat AS yang terlibat dalam perencanaan acara tersebut.

Amerika Serikat dan mitra G7-nya -Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, dan Jepang- diperkirakan tidak akan mengambil tindakan hukuman langsung terhadap bank manapun selama pertemuan puncak, seperti membatasi akses mereka ke sistem pengiriman pesan SWIFT atau memutus akses ke dolar.

“Fokus mereka dikatakan pada lembaga-lembaga yang lebih kecil, bukan bank-bank China yang terbesar,” kata salah satu sumber.

Menurut sumber-sumber tersebut, negosiasi masih berlangsung mengenai format dan isi peringatan yang tepat. Rencana untuk membahas topik tersebut di G7 sebelumnya tidak dilaporkan.

Gedung Putih tidak menanggapi permintaan komentar. Departemen Keuangan AS juga tidak memberikan komentar langsung, tetapi pejabat Departemen Keuangan telah berulang kali memperingatkan lembaga-lembaga keuangan di Eropa dan China dan di tempat lain bahwa mereka menghadapi sanksi karena membantu Rusia menghindari sanksi Barat.

Sebagai informasi, China dan Rusia telah mendorong lebih banyak perdagangan dalam yuan daripada dolar setelah perang Ukraina, yang berpotensi melindungi ekonomi mereka dari kemungkinan sanksi AS.

Namun Washington sejauh ini enggan menerapkan sanksi terhadap bank-bank besar China karena efek berantai yang besar yang dapat ditimbulkannya pada ekonomi global dan hubungan AS-China.

Kekhawatiran atas kemungkinan sanksi telah menyebabkan bank-bank besar China membatasi pembayaran untuk transaksi lintas batas yang melibatkan Rusia, atau menarik diri dari keterlibatan apapun sama sekali.

Hal itu telah mendorong perusahaan-perusahaan China ke bank-bank kecil di perbatasan dan memicu penggunaan saluran pembiayaan bawah tanah atau mata uang kripto yang dilarang. Para pejabat Barat khawatir bahwa beberapa lembaga keuangan China masih memfasilitasi perdagangan barang dengan aplikasi sipil dan militer ganda.