China akan Menghukum Mati Pengikut Kemerdekaan Taiwan, Heboh!

by -95 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – China mengancam akan menjatuhkan hukuman mati pada ekstremis kelompok separatis kemerdekaan Taiwan yang “keras kepala”. Ini merupakan tekanan baru meski pengadilan China tidak memiliki yurisdiksi atas Taiwan

China, yang menganggap Taiwan sebagai wilayahnya sendiri, tidak menyembunyikan ketidaksukaannya terhadap Presiden Taiwan Lai Ching Te yang mulai menjabat bulan lalu. China menyebutnya sebagai seorang ‘separatis’.

Taiwan telah merasa tertekan oleh China sejak Lai memenangkan pemilu bulan Januari lalu, termasuk tindakan militer yang sedang berlangsung, sanksi perdagangan, dan patroli penjaga pantai di sekitar Pulau Taiwan.

Maka dari itu, Pengadilan, Kejaksaan, dan Badan Keamanan Publik China menyatakan adanya pedoman baru mengenai hukuman terhadap separatis Taiwan.

“Menghukum berat para pelaku kemerdekaan Taiwan, karena memecah belah negara dan menghasut kejahatan pemisahan diri sesuai dengan hukum, dan dengan tegas membela kedaulatan nasional, persatuan dan integritas wilayah,” menurut Pedoman China yang diungkapkan oleh kantor berita Xinhua yang dikelola Pemerintah, dikutip dari Channel News Asia, Minggu (23/6/2024).

Xinhua menyatakan pedoman tersebut dikeluarkan sesuai dengan undang-undang yang sudah ada, termasuk undang-undang anti pemisahan diri tahun 2025.

Seorang Pejabat Kementerian Keamanan Publik China mengatakan di Beijing hukuman maksimum untuk kejahatan pemisahan diri adalah hukuman mati.

“Pedang tajam penindakan hukum akan selalu menggantung tinggi,” katanya.

Namun mengenai hukuman mati ini, belum ada tanggapan yang diberikan Pemerintah Taiwan. Seorang pejabat mengatakan kepada Reuters bahwa mereka masih mencerna isi pedoman tersebut.

Isi pedoman itu memerinci apa yang dianggap sebagai kejahatan yang patut dihukum, termasuk mendorong masuknya Taiwan ke organisasi internasional yang mensyaratkan status kenegaraan, melakukan pertukaran resmi eksternal, dan menekan pihak yang mendorong penyatuan kembali.

Pedoman tersebut menambahkan klausul lebih lanjut pada apa yang dapat dianggap sebagai kejahatan, yaitu “tindakan lain yang berupaya memisahkan Taiwan dari China”. Yang artinya dapat ditafsirkan secara luas.

Sebelumnya, Lai telah berulang kali menawarkan untuk mengadakan pembicaraan dengan China, namun ditolak. Namun memang ia berkeras bahwa hanya rakyat Taiwan yang bisa menentukan masa depan mereka.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya
Video: Taiwan Laporkan Kemunculan 8 Balon ‘Mata-Mata’ China Saat Imlek

(luc/luc)