Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Wakilnya Gibran Rakabuming Raka telah menyiapkan sejumlah kebijakan ekonomi. Banyak kebijakan keduanya yang mendapat sorotan dari berbagai kalangan di Indonesia hingga investor asing.
Pertama, Prabowo yakin Indonesia dapat mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 8% dalam 2 hingga 3 tahun pemerintahannya nanti. Prabowo menyatakan hal ini dalam dialog di Forum Ekonomi Qatar di Doha, Qatar. Fokus utama pemerintahannya akan berada pada masalah ketersediaan bahan pangan untuk masyarakat.
Kedua, Presiden Joko Widodo dan Prabowo telah sepakat untuk mengalokasikan anggaran untuk Makan Bergizi Gratis (MBG) sebesar Rp 71 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025. Anggaran tersebut akan diprioritaskan untuk program tersebut.
Terakhir, kebijakan terkait utang dan defisit yang diusung oleh Prabowo dan Gibran menjadi sorotan. Mereka telah menegaskan bahwa defisit APBN akan tetap dijaga di level 3% dan rasio utang tetap di bawah 60%. Meski demikian, ada pendapat yang menyebutkan rencana kenaikan rasio utang Indonesia dari 38% menjadi 40% yang dianggap sebagai langkah bijaksana oleh Bank Dunia.
Namun, ada juga yang membantah rencana kenaikan utang tersebut tanpa ditingkatkannya penerimaan negara secara proporsional. Pemerintah ke depan dijanjikan akan tetap menjaga defisit APBN 2025 sebesar 3% dari PDB dan rasio utang terhadap PDB akan berada di kisaran 30%.
Dengan demikian, kebijakan ekonomi yang diusung oleh Prabowo dan Gibran memiliki dampak yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia dan menarik perhatian banyak pihak.