Presiden Joko Widodo memaparkan bahwa rasio utang Indonesia merupakan yang terendah di antara negara-negara di ASEAN dan di atas rata-rata global. Hal ini disampaikan dalam Pidato Presiden RI saat Sidang Tahunan DPR RI yang membahas Rancangan Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 beserta Nota Keuangannya.
Selama 10 tahun terakhir, Indonesia menghadapi berbagai tantangan besar seperti pandemi COVID-19, ketegangan geopolitik global, perang dagang, dan ancaman krisis serta perubahan iklim. Meskipun demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap terjaga di angka 5,0%, lebih tinggi dari rata-rata global 3,4%. Jumlah tenaga kerja juga mengalami peningkatan sebanyak 21,3 juta selama periode 2015-2024.
Selain itu, rasio utang Indonesia juga tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara-negara G20 dan ASEAN lainnya. Nilai ekspor Indonesia juga mengalami kenaikan lebih dari 70% dalam kurun waktu tersebut.
Informasi lebih lanjut dapat dilihat dalam Special Report Nota Keuangan dan RAPBN 2025 yang disiarkan oleh CNBC Indonesia pada Jumat, 16 Agustus 2024.