Banyak Penderitaan & Bekerja Hingga Larut Malam

by -15 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Heboh di media sosial terkait kasus eksploitasi dan penyiksaan terhadap karyawan di sebuah perusahaan animasi. Perusahaan yang bergerak di bidang industri game dan animasi itu berlokasi di Menteng, Jakarta Pusat.

Kasus kekerasan di perusahaan berinisial BS itu pertama kali mencuat setelah seorang karyawannya mencurahkan pengalaman buruknya bekerja di kantor BS. Mengutip detikcom (15/9/2024) kisahnya itu pun viral di media sosial.

Dalam postingan viral yang tersebar di media sosial, dinarasikan karyawan perusahaan mendapatkan kekerasan verbal dan fisik dari pemilik perusahaan. Cs juga bercerita dirinya dieksploitasi hingga harus pulang dini hari.

Disebutkan, bahwa pada saat itu korban yang tengah hamil mengalami keguguran. Alih-alih bersimpati, pemilik perusahaan justru memarahi korban lantaran tidak masuk bekerja usai keguguran.

Tak hanya itu, korban juga dihukum naik-turun tangga sebanyak 45 kali di malam hari. Korban juga dihukum menampar diri sendiri sampai 100 kali.

Seiring berjalannya waktu, nama perusahaan berganti. Namun konon katanya, perusahaan itu tetap dipimpin oleh orang yang sama. Bos perusahaan zalim itu dicari polisi. Polisi mencari ke kantor perusahaan. Namun kantor sudah kosong.

Karyawan disiksa, kerja sampai subuh
Polisi sudah mengecek perusahaan game art dan animasi ‘BS’ di Menteng, Jakarta Pusat, setelah gaduh dugaan kekerasan dan eksploitasi terhadap karyawan yang dilakukan oleh pimpinan perusahaan. Diketahui perusahaan tersebut memiliki kurang lebih 80 orang karyawan.

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Muhammad Firdaus mengatakan keterangan sementara tersebut disampaikan oleh saksi sekuriti di sekitar lokasi. Diketahui perusahaan tersebut sudah beroperasi di lokasi tersebut sejak 2019.

“Firdaus mengatakan jam kerja karyawan di perusahaan tersebut tidak menentu. Bahkan saksi kerap mendapati karyawan perusahaan baru pulang bekerja pada pukul 04.00 WIB. Kantor tersebut kini sudah dalam keadaan kosong. Berdasarkan keterangan saksi, kantor sudah tidak ditempati sejak Juli 2024. Firdaus menambahkan saat ini pihak kepolisian masih mencari karyawan yang diduga menjadi korban. Pihak kepolisian mempersilakan mereka yang menjadi korban untuk membuat laporan. (pgr/pgr)

Sumber: CNBC Indonesia”